Tuturpedia.com – Amerika Serikat memperingatkan adanya serangan balasan yang lebih besar terhadap serangan yang menewaskan tentara Amerika di Yordania di tengah perang Israel di Gaza.
Pemerintah Irak mengatakan, setidaknya 16 orang tewas dan 25 orang terluka dalam serangan AS di wilayah tersebut. Mereka juga mengutuk “agresi baru terhadap” kedaulatan negaranya dan memperingatkan konsekuensi yang mengerikan di wilayah tersebut.
“Serangan agresif ini akan menempatkan keamanan di Irak dan wilayah tersebut di ambang jurang kehancuran,” kata pemerintah Irak.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani mengatakan kehadiran koalisi militer pimpinan AS di Irak dan Suriah telah menjadi alasan untuk mengancam keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut. Hal ini juga dapat menggiring pembenaran untuk melibatkan Irak dalam konflik regional dan internasional.
Selain Irak, Kementerian Pertahanan Suriah turut mengecam agresi pasukan pendudukan Amerika yang dikatakan untuk memerangi terorisme (ISIS).
Di tengah kecaman yang datang dari dua negara yang diserang, Presiden Joe Biden mengatakan serangan yang sudah terjadi akan berlanjut pada waktu dan tempat yang akan ditentukan.
Kritik terhadap serangan Amerika ke Irak dan Suriah
Selain kecaman dari dua negara yang diserang, Amerika juga mendapatkan kritikan atas serangan tersebut oleh beberapa analis.
Amerika Serikat dinilai telah mengabaikan “pelanggaran hak asasi manusia yang semakin meningkat” yang dilakukan Israel.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (4/2/24) menurut Direktur Eksekutif Nasional CAIR, Nihad Awad, daripada mengobarkan perang di Timur Tengah, pemerintahan Biden seharusnya menuntut diakhirinya pembersihan etnis dan genosida yang dilakukan oleh pemerintah sayap kanan Israel di Gaza.
“Serangan terbaru di Irak dan Suriah hanyalah bukti lebih lanjut dari kegagalan total kebijakan presiden di Timur Tengah. Presiden Biden harus mengubah cara untuk melindungi tentara Amerika dan masyarakat di wilayah tersebut, bukan lebih banyak bom.” kata Nihad.
Sementara itu, menurut wakil presiden eksekutif Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi, mempertanyakan efektivitas pengeboman AS.
“Serangan ini pada akhirnya adalah strategi yang kurang optimal. Akan lebih efektif jika mengurangi minat mereka untuk menyerang AS dengan cara paling efektif melalui gencatan senjata di Gaza,” kata Parsi.
Hingga Sabtu (3/2/24) Irak mengatakan 16 orang (termasuk warga sipil) tewas di wilayahnya dan 18 orang tewas di Suriah.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
Respon (1)