Tuturpedia.com – Banjir bandang di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengakibatkan terganggunya akses komunikasi dan listrik bahkan hingga sepekan lamanya.
Gangguan ini masih terasa di beberapa Kecamatan akibat banjir di Muratara, termasuk Kecamatan Karang Jaya, Rupit, dan Karang Dapo.
Gangguan tersebut bahkan dilaporkan oleh tim siaga darurat bencana di Muratara, pada Selasa (16/4) malam, tepatnya pada hari pertama banjir terjadi.
Akibat banjir di Muratara, gangguan tersebut cukup menghambat upaya penanganan dampak bencana di daerah itu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mencatat banjir di Muratara sejak Selasa tersebut telah berdampak pada 640 warga.
Banjir yang dipicu oleh hujan intensitas tinggi tersebut juga mengakibatkan enam jembatan gantung putus, 49 rumah rusak berat dan 2.839 rumah terendam banjir serta menutup akses jalan dengan ketinggian air mencapai 80 centimeter hingga 1 meter akibat luapan debit air Sungai Rupit dan Sungai Rawas.
Sementara akses listrik dan telekomunikasi terputus, Pemerintah terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan para warga terdampak. Salah satunya adalah dalam hal kesehatan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama tim gabungan dan mendistribusikan bantuan untuk membantu penanganan dampak banjir bandang ke wilayah terdampak di Muratara.
Pihaknya akan terus melakukan pendampingan manajemen krisis kesehatan di Health Emergency Operation Center (HEOC) dan membantu pelayanan kesehatan bagi warga yang terdampak.
Bukan hanya itu, Kemenkes RI juga telah mengirimkan bantuan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Musi Rawas Utara Nomor 220/KPTS/BPBD/2024 terkait Penetapan Keadaan Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang dan Longsor, tanggap darurat berlangsung selama 14 hari sejak 16 April 2024 sampai 29 April 2024.
Bantuan kesehatan tersebut diketahui berupa 500 pasang sarung tangan non-steril (handscoon non-steril), 4.000 masker bedah, dan 25 unit velbed atau tempat tidur lipat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara.
Hingga saat ini, menurut data BNPB warga yang masih mengungsi tercatat sebanyak 12.953 keluarga atau 51.812 jiwa. BNPB juga memastikan semua korban jiwa telah dievakuasi dan telah diserahkan kepada pihak keluarga.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda