Jateng, Tuturpedia.com – Jembatan Gedongsari atau yang dikenal dengan sebutan jembatan Badong merupakan jalur utama penghubung Blora menuju Randublatung.
Kondisi jalan yang menurun dan menanjak, membuat pengendara yang melaluinya harus ekstra berhati-hati. Terutama saat malam hari, sangat rawan terjadi kecelakaan.
Bahkan, beberapa hari lalu salah satu tokoh masyarakat Desa Gedongsari, kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Moch Subeki berharap adanya penerangan lampu pada jembatan Badong.
Hal tersebut disampaikan di kediamannya yang berada di wilayah jembatan Badong, pada Selasa, (5/12) malam. Moch Subeki menilai keberadaan penerangan ini sangat penting agar tidak terjadi kecelakaan pada malam hari.
“Saya berharap agar ada upaya pihak tertentu untuk mengupayakan penerangan lampu pada malam hari di kiri kanan atau di tengah pelengkung jembatan Badong ini. Bukannya apa-apa, takutnya kalau rawan bajing loncat atau kecelakaan sih. Soalnya kondisinya gelap,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, melalui Bidang Bina Marga Yudi Kristiawan, menjelaskan akan segera dipasang penerangan untuk lokasi jembatan.
“Ada, waktu peresmian beberapa waktu lalu yang dihadiri Bapak Bupati (Arief Rohman) juga sudah menyampaikan ke salah satu dinas terkait lainnya. Sabar nggeh,” ungkapnya saat itu.
Gerak Cepat Pemkab Blora
Menyikapi keluhan masyarakat tersebut, pemerintah kabupaten Blora melalui Dinas Perumahan, Pemukiman dan Perhubungan (DINRUMKIMHUB) pada Jumat (8/12/2023), langsung turun tangan menerjunkan tim untuk memasang penerangan untuk jembatan tersebut.
“Totalnya ada 7 (tujuh) penerangan yang kami pasang. Di jembatan 4 kiri, kanan 2. Dan tengah sebelah selatan 1, jadi totalnya ada 7,” terang Subadri, salah satu petugas dari Dinas Perhubungan, saat ditemui awak media di lokasi.
Perlu diketahui bahwa Jembatan Badong yang berada di ruas jalan Blora-Randublatung secara resmi dibuka untuk umum, pada Senin (27/11) lalu.
Proyek jembatan tersebut diselesaikan satu minggu lebih cepat dari tanggal kontrak yang akan berakhir 2 Desember 2023. Anggarannya berasal dari Bankeu Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 4,7 miliar.
Salah satu alasan utama pemkab Blora membangun Jembatan Badong adalah untuk meningkatkan aksesibilitas di daerah tersebut. Sebelumnya, akses ke daerah Blora terbatas karena terdapat sungai yang memisahkan daerah tersebut.
Dengan adanya jembatan, masyarakat akan lebih mudah mengakses fasilitas dan layanan penting seperti sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.
Selain itu, aksesibilitas yang lebih baik juga akan membantu meningkatkan mobilitas penduduk dan mempercepat distribusi barang dan jasa.
Tak hanya itu, selain manfaat aksesibilitas, Jembatan Badong Blora juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Dengan adanya jembatan, akan tercipta konektivitas yang lebih baik antara Blora dengan daerah sekitarnya.
Hal ini akan membuka peluang baru bagi pengembangan industri, pariwisata, dan perdagangan. Lebih banyak investasi dan lapangan kerja akan tercipta, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Nurul Huda