banner 728x250
News  

Semarang Barat Punya Multiplier Effect Ekonomi, Wali Kota Semarang Harap Masyarakat Manfaatkan Peluang

Wali Kota Semarang, Hevearita sebut Semarang Barat punya multiplier effect ekonomi. Foto: Dok. Alan Henry
Wali Kota Semarang, Hevearita sebut Semarang Barat punya multiplier effect ekonomi. Foto: Dok. Alan Henry
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Tuturpedia.com – Kecamatan Semarang Barat dinilai sebagai kawasan yang mempunyai multiplier effect (efek pengganda) ekonomi yang tinggi oleh Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Tak hanya memiliki kawasan bisnis, Kecamatan Semarang Barat juga dekat dengan pusat transportasi.

“Ini (Kecamatan Semarang Barat) menjadi kawasan yang nilai ekonominya tinggi,” ucap Mbak Ita, sapaannya usai membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Aula STIKES Telogorejo Semarang, Selasa (27/2/2024).

Menurut Wali Kota Semarang itu, meski Semarang Barat beda wilayah, tetapi dekat dengan pelabuhan dan stasiun kereta api.

“Di sini juga banyak kawasan yang nilai ekonominya tinggi, seperti kawasan Graha Padma, ada destinasi Pantai Tirang, ada bandara, dan kawasan POJ serta lainnya,” ungkapnya.

TUTURPEDIA - Semarang Barat Punya Multiplier Effect Ekonomi, Wali Kota Semarang Harap Masyarakat Manfaatkan Peluang
Musrenbang di Aula STIKES Telogorejo Semarang. Foto: Dok. Alan Henry

Disebut punya multiplier effect ekonomi tinggi, alangkah baiknya jika masyarakat Kecamatan Semarang Barat memiliki inovasi dan berbagai program yang nantinya bisa berkolaborasi dengan pemerintah.

“Ini yang perlu kita dorong, agar masyarakat Semarang Barat lebih berinovasi memanfaatkan peluang, kalau bisa berkolaborasi. Jika ekonomi bergerak, pastinya PADnya akan meningkat,” tutur Mbak Ita.

Lebih lanjut, Pemerintah Kota Semarang (Pemkot Semarang) pun disebutkan akan mulai pemberdayaan masyarakat dan memanfaatkan peluang berkolaborasi dengan pengusaha.

Selain itu, Mbak Ita pun menyoroti pembangunan-pembangunan yang belum terintegrasi.

“Saya melihat secara sekilas pembangunan-pembangunan itu masih kecil-kecil, parsial, belum menyeluruh. Di kelurahan misalnya, pembangunan saluran ya di situ tok. Tidak dipikir ujungnya di mana, hulu dan hilirnya di mana. Justru itu yang mungkin jadi penyebab banjir,” terang dia.

Contoh lainnya ada pada program pavingisasi dan pengaspalan, yang harus melihat kontur atau struktur tanahnya.

“Misal tanahnya labil, enggak bisa diaspal saja, maka harus di-paving atau sebaliknya. Pemkot Semarang melalui Musrenbang akan me-review itu,” ujarnya.

Dirinya berharap pembangunan betul-betul harus dikaji sesuai batas kemampuan yang ada.

“Misal anggarannya kurang ya ditata atau bisa dikerjakan dinas terkait. Sedangkan anggaran kelurahan bisa digunakan untuk kegiatan yang lain,” jelasnya.***

Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko

Editor: Annisaa Rahmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses