Jateng, Tuturpedia.com – Sejumlah selebaran poster “Kami Bersama Masyarakat Desa Jurangjero” Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terus berkumandang di status media sosial sebagian masyarakat setempat, pada Sabtu (16/11/2024).
Poster selebaran tersebut datang dari masyarakat, lintas organisasi, aktivis, dan LSM. Hal ini dilakukan buntut dari perjuangan warga Desa Jurangjero yang tengah memperjuangkan hak protesnya, yakni dampak lingkungan akibat pencemaran udara dari PT Kapur Rembang Indonesia (KRI) di Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang.
Terlepas dari itu, sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa salah satu warga Dukuh Kembang tersebut adalah Nova. Kepada Tuturpedia.com, ia pun mengakui bahwa kedatangan mereka ke PT KRI tak lain untuk memperjuangkan dampak lingkungan akibat pencemaran udara pengolahan tambang batu kapur.
“Awalnya itu kita datang baik-baik untuk menyampaikan aspirasi pendapat, bahwa dampak lingkungannya itu baunya menyengat. Kita datang, bukanya disambut dengan baik, serta duduk bersama untuk memecahkan dan mencari jalan solusi, namun malah seperti ini yang kita dapat,” ucapnya.
“Kalau nggak salah itu benda tumpul sejenis besi. Soalnya saya dipukul (jotos) dulu dari belakang kemudian dengan menggunakan benda tersebut langsung mengenai pelipis saya dan mengalami luka robek. Dari jauh itu sudah kelihatan jika warga mau datang. Kita ini tujuannya hanya memperjuangkan dampak lingkungan,” tuturnya.

Foto: Istimewa
Pihaknya kemudian menyampaikan, keberadaan PT KRI sebelumnya pernah berhenti beroperasi dan dinas terkait juga sudah turun tangan mengecek bau akibat polusi tersebut.
“Tapi ternyata sekitar seminggu yang lalu kembali beroperasi dan baunya sampai ke Dukuh Kembang. Warga sempat mengajak pihak PT KRI ke desa untuk membuktikan bau tersebut. Namun ditolak,” ungkapnya.
Maka dari itu, pihaknya pun berharap kepada pemangku kebijakan yang ada di Kabupaten Blora untuk ikut memperjuangkan bersama serta mencarikan solusi, agar kejadian serupa tak terulang kembali.
“Saya berharap wakil rakyat juga turun ikut menangani permasalahan ini dan mencarikan jalan solusi. Kalau tidak ada solusi lebih baik di tutup saja,” jelasnya.***
Kontributor Jawa Tengah: Lilik Yuliantoro
Editor: Annisaa Rahmah















