banner 728x250
Techno  

Selain SATRIA-1, BAKTI Kominfo Luncurkan Twin Satellite SATRIA-2 untuk Tingkatkan Kualitas Internet

SATRIA-1 dan SATRIA-2 dirancang Kominfo untuk meningkatkan kualitas internet. Foto: pixabay.com/piro4d
SATRIA-1 dan SATRIA-2 dirancang Kominfo untuk meningkatkan kualitas internet. Foto: pixabay.com/piro4d
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Fadhilah Mathar, selaku Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menginformasikan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sedang menyiapkan Satelit Republik Indonesia-2 (SATRIA-2) yang ditujukan untuk memperluas kapasitas layanan satelit di Indonesia.

SATRIA-2 yang merupakan twin satellite adalah proyek lanjutan dari SATRIA-1 yang dinilai belum mencakup seluruh area publik dan layanan publik yang tidak tercakup oleh teknologi teresterial.

SATRIA-1 di tahun 2024 tercatat telah beroperasi melayani 4.063 titik akses internet. Sejak beroperasi pada tahun 2015, diharapkan ke depannya dapat melayani 11.681 titik akses yang sudah ada. Dengan tujuan nantinya BAKTI tidak lagi menyewa layanan satelit dari penyedia jasa lainnya.

Meski belum tersebar merata di Indonesia, SATRIA-1 yang diproduksi oleh BAKTI ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya di daerah Terdepan, Tertinggal, Terluar (3T) melalui berbagai fasilitas publik.

BAKTI akan Produksi SATRIA-2

Kepala Divisi Satelit dan Akses Internet BAKTI Kominfo, Harris Sangidun mengatakan bahwa produksi SATRIA-2 dirancang sebagai twin satellite atau geostasioner kembar dengan SATRIA-2A dan SATRIA-2B. 

Satelit SATRIA-2 nantinya akan fokus pada lokasi-lokasi baru yang belum tercakup oleh teknologi serat optik atau microwave. Dengan kapasitas mencapai 300 Gbps, SATRIA-2 akan memberikan peningkatan signifikan dari SATRIA-1 yang berkapasitas 150 Gbps.

Diproduksinya SATRIA-2 ini bertujuan untuk mendukung konektivitas dari SATRIA-1 yang sebelumnya sudah beroperasi dengan menggunakan skema pendanaan loan agreement. Selain itu, proyek ini juga sebagai hasil dari pertimbangan permintaan dan mengikuti perkembangan teknologi kedepannya untuk pemenuhan konektivitas digital di Indonesia.

Menurut BAKTI, nilai investasi pembangunan untuk SATRIA-2 diperkirakan akan memakan biaya sekitar 860 juta Dolar AS (Rp13,3 triliun).

Proyek SATRIA-2 sendiri memang telah masuk dalam Daftar Rencana Prioritas Pinjaman Luar Negeri 2024-Green Book sejalan dengan Keputusan Kepala Bappenas nomor Kep.25/M.PPN/HK/04/2024.

Namun, karena proyek ini menggunakan skema pinjaman luar negeri maka besar kemungkinan SATRIA-2 paling lambat pengadaannya jatuh pada 2025.***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Annisaa Rahmah