banner 728x250
News  

Sekjen Hatsindo Ardy Purnomo Beberkan Langkah-langkah untuk Kurangi Dampak Peretasan PDN

Sekjen Hatsindo Ardy Purnomo ungkap langkah-langkah kurangi dampak peretasan PDN. Foto: Istimewa
Sekjen Hatsindo Ardy Purnomo ungkap langkah-langkah kurangi dampak peretasan PDN. Foto: Istimewa
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (Hatsindo), Ardy Purnomo yang akrab disapa Dymo mengungkap keprihatinannya atas peretasan data pada Pusat Data Nasional (PDN) di Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Akibat insiden tersebut, membawa dampak signifikan bagi para pelaku sektor jasa konstruksi di Indonesia. 

Peretasan yang sama juga mengarah ke Kabupaten Kudus, yang menyerang situs IAIN Kudus serta layanan situs Pemkab Kudus.

Melalui pernyataaannya, Dymo selaku praktisi bidang sertifikasi dan perijinan usaha sektor konstruksi & non konstruksi menerangkan jika peretasan ini mengakibatkan terhentinya layanan sertifikasi di sektor-sektor jasa konstruksi. 

“Keamanan siber merupakan salah satu aspek paling penting dalam menjaga integritas dan kepercayaan dalam industri apa pun, terlebih lagi di sektor konstruksi yang sangat bergantung pada data yang akurat dan rahasia,” ucap Dymo.

Dymo pun menekankan pentingnya tindakan cepat dan strategis dari pihak pemerintah dan BSSN guna memitigasi dampak dari insiden tersebut. Berikut sejumlah langkah yang diusulkan:

1. Audit Keamanan Siber Menyeluruh: Melaksanakan audit secara mendalam terhadap sistem keamanan siber PDN guna mengidentifikasi kelemahan dan celah yang ada.

2. Peningkatan Proteksi Data: Menerapkan teknologi keamanan terbaru untuk memperkuat proteksi data, salah satunya enkripsi data serta sistem deteksi intrusi yang lebih canggih, termasuk back up sistem data.

3. Pelatihan dan Kesadaran: Menghadirkan program pelatihan dan peningkatan kesadaran bagi seluruh pihak terkait, terutama dalam sektor konstruksi, yakni tentang pentingnya keamanan siber dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.

4. Kolaborasi dengan Pakar Keamanan Siber: Mengajak para ahli keamanan siber untuk bekerja sama guna merumuskan strategi yang lebih komprehensif dalaam mencegah kejadian seperti ini di masa mendatang.

Lebih lanjut, Dymo mengimbau kepada seluruh pelaku sektor jasa konstruksi untuk lebih waspada serta proaktif dalam melindungi data mereka.

“Perusahaan dan tenaga ahli konstruksi harus mulai mengadopsi kebijakan keamanan siber yang ketat, termasuk melakukan pembaruan sistem secara berkala, memonitor aktivitas jaringan, dan memastikan bahwa semua karyawan memahami pentingnya praktik keamanan yang baik,” tutur Dymo.

Dymo menambahkan, isu tersebut mesti menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk serius dalam menangani isu keamanan siber.

“Di era digital ini, data adalah aset yang sangat berharga. Kehilangan atau kebocoran data tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dapat merusak reputasi dan kepercayaan yang telah dibangun selama bertahun-tahun,” kata Dymo.

Dymo berharap melalui upaya bersama dari pemerintah, BSSN, dan pelaku industri, masalah ini bisa diselesaikan dengan baik dan Indonesia dapat meningkatkan ketahanan siber di masa mendatang.***

Editor: Annisaa Rahmah.