banner 728x250

Sejarah Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Maknanya

Sejarah Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Maknanya (Foto: Pexels.com/Dio Hasbi Saniskoro)
Sejarah Peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Maknanya (Foto: Pexels.com/Dio Hasbi Saniskoro)
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Hari Sumpah Pemuda merupakan salah satu peringatan penting bagi Indonesia, meskipun tidak termasuk hari libur nasional.

Diperingati setiap 28 Oktober setiap tahunnya, Hari Sumpah Pemuda bermula dari penyelenggaraan Kongres Pemuda yang diselenggarakan pada 1928 oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

Penyelenggaraan Kongres Pemuda sendiri rupanya dilakukan sebanyak dua kali. Kongres Pemuda Pertama berlangsung pada 30 April hingga 2 Mei 1926. 

Sedangkan Kongres Pemuda Kedua yang menjadi cikal bakal peringatan Hari Sumpah Pemuda berlangsung pada 27 hingga 28 Oktober 1928.

Sejarah Peringatan Hari Sumpah Pemuda

Melansir dari halaman Museum Sumpah Pemuda, pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia yang sudah tumbuh dalam benak serta sanubari pemuda-pemudi.

Sebelum pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua, sebelumnya para pemuda yang terlibat sudah mengadakan pertemuan pada 3 Mei dan 12 Agustus 1928.

Kedua pertemuan tersebut diselenggarakan dalam rangka membentuk panitia, susunan acara kongres, lokasi dan waktu pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua, serta biayanya.

Dari pertemuan awal tersebut, ditetapkan bahwa Kongres Pemuda Kedua akan dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 dengan menempati tiga lokasi.

Ketiga lokasi tersebut adalah Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106).

Untuk biayanya, seluruh organisasi yang hadir akan menanggung semuanya, ditambah dengan sumbangan sukarela.

Sedangkan susunan kepanitiaan Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut:

  • Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
  • Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
  • Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
  • Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
  • Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
  • Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
  • Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
  • Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
  • Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

Tanggal 27 Oktober 1928 pun tiba dan Kongres Pemuda Kedua dimulai pada malam hari, bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond.

Sebagai ketua, Sugondo Djojopuspito memberikan sambutan. Mengutip dari Museum Sumpah Pemuda, sang Ketua Kongres berpesan, “Perceraiberaian itu wajiblah diperangi, agar kita bisa bersatu.”

Sambutan dilanjutkan dengan uraian Muhammad Yamin perihal arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, terdapat 5 faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia: Sejarah, Bahasa, Hukum Adat, Pendidikan, dan Kemauan.

Rapat kedua berlangsung pada tanggal 28 Oktober 1928 pagi di Gedung Oost Java Bioscoop. Sesi ini fokus pada topik pendidikan dengan Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro hadir sebagai pembicara.

Rapat ketiga berlangsung di sore hari pada 28 Oktober 1928 dengan topik pentingnya nasionalisme dan demokrasi oleh Soenario. Kongres pun dilanjutkan dengan diskusi tentang gerakan kepanduan yang dikemukakan oleh Ramelan dan Theo Pengamanan.

Menjelang penutupan Kongres Pemuda Kedua, W.R. Soepratman memainkan lagu “Indonesia Raya” dengan menggunakan biolanya.

Setelah itu, Sugondo Djojopuspito membacakan rumusan kongres yang telah dibuat oleh Muhammad Yamin.

Rumusan kongres tersebut mengandung keputusan yang sekarang dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang isinya adalah:

Pertama

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua

Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sejarah Peringatan Sumpah Pemuda

Sejarah peringatan Hari Sumpah Pemuda mengandung makna penting terutama bagi para pemuda dan pemudi Indonesia tentang nilai-nilai persatuan bangsa.

Sumpah Pemuda menunjukkan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia dapat dipersatukan.

Tak hanya itu saja, melalui sejarahnya sendiri Sumpah Pemuda juga mengajarkan makna pentingnya nilai patriotisme, musyawarah untuk mufakat, rasa cinta terhadap Tanah Air, gotong-royong, persatuan dan kesatuan, kerukunan, dan kekeluargaan.

Penulis: K Safira

Editor: Nadine Himaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses