Tuturpedia.com – Usai gempa M 6,2 terjadi di Garut, setidaknya sebanyak 113 rumah rusak dari mulai ringan hingga berat.
Dikutip Tuturpedia.com, Senin (29/4/2024), gempa Garut berdampak pada 24 kecamatan dengan sejumlah kerusakan mencapai 113 bangunan. Adapun dari 113 bangunan tersebut, 4 di antaranya mengalami kerusakan berat.
Pasca gempa yang terjadi di Garut dengan kekuatan M 6,2, Sabtu (27/4/2024) malam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemudian meninjau langsung lokasi kejadian dan mendata korban gempa di Kabupaten Garut.
Berdasarkan hasil pendataan dari BPBD Kabupaten Garut, ada 42 desa yang tersebar di 24 Kecamatan ikut terdampak gempa.
Selain itu, sebanyak 113 bangunan rusak termasuk di antaranya perumahan dan fasilitas sosial.
Korban Luka Usai Gempa di Garut Bertambah
Sementara itu, jumlah korban luka bertambah dari semula berjumlah empat orang kini menjadi enam orang yang terluka ringan. Hal ini disampaikan oleh Mayjen TNI Fajar Setyawan selaku Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB.
Ia menyebutkan ada 24 kecamatan yang terdiri dari 42 desa dan 4 kelurahan yang terkena dampak dari gempa bumi yang terjadi di Garut ini.
“Itu yang terdampak 24 kecamatan, terdiri dari 42 desa dan 4 kelurahan. Korban luka, 6 luka ringan,” ujar Mayjen TNI Fajar Setyawan.
Sebanyak total 113 rumah rusak dengan rincian 4 rumah berat, 12 rusak ringan, 12 rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan.
“Rumah terdampak total 113 dengan rincian 4 rusak berat, 12 rusak ringan, 12 rusak sedang, 34 rusak ringan,” lanjutnya.
Hingga saat ini, pihak BNPB masih melakukan pendataan terkait infrastruktur yang terdampak kurang lebih sebanyak 14 unit dan akan diverifikasi ulang.
“Tetap masih dilaksanakan pendataan, infrastruktur terdampak 14 unit kita akan verifikasi ulang,” tukasnya.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten garut yang berpusat di laut dengan kedalaman 70 km dan parameter 8,42 LS serta 107,26 BT.
Menurut laporan dari BMKG, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis gempa bumi menengah yang diakibatkan oleh deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di Selatan Jawa Barat atau populer disebut dengan gempa dalam lempeng (intraslab earthquake).***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.