Blora, Tuturpedia.com — Kritik pedas dan ultimatum keras dilayangkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Blora terkait dugaan pembiaran maraknya aktivitas ilegal di kawasan Embung Rowo, Kelurahan Karangjati. Sabtu, (25/10/2025)
Desakan ini datang dari Brian, seorang pemuda Karangjati yang juga merupakan keponakan dari aktivis terkenal gerakan “jalan mundur” di Blora.
Brian secara terbuka menuntut Satpol PP segera bertindak, menilai kinerja aparat penegak Peraturan Daerah (Perda) tersebut “tak becus” dalam mengatasi masalah yang telah lama meresahkan warga.
“Kesabaran kami sudah habis. Aset kawasan wisata Embung Rowo kini beralih fungsi menjadi pusat hiburan malam liar. “Kami mengultimatum Satpol PP Blora yang kami nilai tidak becus dan tidak tegas dalam bekerja membersihkan wilayah ini.” Tegas Brian, selaku anak muda wilayah Karangjati.
“Kesabaran warga Kelurahan Karangjati terkait kondisi Embung Rowo tampaknya telah mencapai batas. Tempat yang seharusnya indah kini dikotori oleh kegiatan ilegal,” ujar Brian, menuntut tindakan cepat dari aparat.
Ia menuturkan bahwa Tiga Masalah Serius di Kawasan Rowo Setelah maraknya alih fungsi kawasan menjadi lokasi karaoke ilegal, kini sorotan warga terfokus pada tiga masalah serius yang diklaim mengganggu ketertiban dan merusak moralitas lingkungan:
1. Suara Bising Berlebihan: Operasional karaoke liar yang mengganggu ketenangan warga sekitar, terutama pada malam hari.
2. Peredaran Minuman Keras (Miras): Penjualan miras ilegal yang terang-terangan melanggar Peraturan Daerah (Perda).
3. Dugaan Penyalahgunaan Rumah Kos:
Terdapat kecurigaan bahwa rumah-rumah kos di sekitar Embung Rowo, disalahgunakan untuk kegiatan asusila, memperparah “darurat moral” di wilayah tersebut.
Warga khawatir, tanpa adanya tindakan tegas dan cepat dari Satpol PP, kawasan Embung Rowo akan semakin terjerumus menjadi sarang pelanggaran hukum dan moralitas. Desakan Brian ini menjadi peringatan keras terakhir agar Satpol PP Blora segera membersihkan kawasan Rowo Karangjati dari segala bentuk kegiatan ilegal.
“Kami tunggu aksi nyata dari Satpol PP. Jangan sampai kami harus mengambil langkah ‘jalan mundur’ atau gerakan lain untuk menyadarkan aparat akan tanggung jawabnya,” tutupnya.
Brian berharap, tekanan dari publik, terutama dari keluarga aktivis yang dikenal vokal, dapat mendorong Satpol PP untuk segera melakukan operasi penertiban gabungan secara intensif dan tanpa tebang pilih, sebelum masyarakat mengambil langkah aksi yang lebih ekstrem.
“Kami tunggu aksi nyata. Jangan sampai Satpol PP harus didorong mundur oleh kekecewaan warga Blora,” pungkasnya.
