banner 728x250

Sanjung Debat Pilpres 2024 Terakhir, Budiman Sudjatmiko Ungkap Makna Pernyataan Penutup Prabowo

Budiman Sudjatmiko ungkap makna pernyataan penutup Prabowo di debat capres 2024. Foto: instagram.com/prabowo
Budiman Sudjatmiko ungkap makna pernyataan penutup Prabowo di debat capres 2024. Foto: instagram.com/prabowo
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menyanjung debat Pilpres 2024 terakhir yang berlangsung Minggu (4/2/2024).

Secara khusus, Budiman Sudjatmiko memuji pernyataan penutup dari calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto. Dia pun menjelaskan makna-makna dari pernyataan Prabowo ini.

“Ini adalah debat pemungkas, tidak hanya karena urutan, tapi karena ini adalah ibu dari seluruh debat politik di Indonesia. The Mother of All Political Debates in Indonesia dan Pak Prabowo memberikan penghormatannya, menjadikan panggung tersebut memancarkan kenegarawanan dan kepemimpinan,” ucap Budiman di Jakarta, Senin (5/2/2024). 

Pada pernyataan penutup di debat capres 2024 lalu, Prabowo sempat menyampaikan permintaan maaf kepada pasangan calon (paslon) nomor urut 1 dan 3 serta berbagai pihak.

Hal itu dinilai Budiman merupakan permintaan maaf yang sangat tulus.

“Ini adalah sifat kenegarawanan dasar, bahwa beliau berdiri sebagai pemimpin bangsa, bukan sebagai pemimpin golongan tertentu. Pak Prabowo menegaskan, musuh beliau bukan Pak Anies dan Pak Ganjar, sesengit apapun perdebatan yang penah terjadi. Tapi musuh beliau adalah kemiskinan dan keterbelakangan,” terang Budiman. 

Selain itu, Prabowo juga satu-satunya capres yang mengapresiasi jasa para presiden Indonesia sebelumnya secara terbuka.

“Beliau menekankan pentingnya suatu kesatuan keberlanjutan. Mengingatkan kita semua apa yang sudah dilakukan pemimpin-pemimpin sebelumnya dan apa yang bisa yang bisa kita lanjutkan. Ini adalah suatu kesatuan dari Indonesia merdeka sampai hari ini,” tuturnya.

Presiden Republik Indonesia (RI) pertama, Soekarno (Bung Karno) yang disebutkan oleh Prabowo, merupakan bentuk apresiasi yang menempatkan dasar-dasar kebangsaan modern.

“Bung Karno membangun narasi terbesar bangsa Indonesia dengan pidato 1 Juni dengan lahirnya Pancasila. Ini adalah fondasi terbesar bangsa yang masih kita pegang teguh sampai hari ini,” ungkapnya. 

“Selanjutnya, Pak Harto (Soeharto) adalah peletak dasar pembangunan ekonomi modern setelah Bung Karno. Lalu Pak Habibie, menyadarkan bangsa Indonesia pentingnya pembangunan SDM dan pembangunan berdasarkan teknologi mendorong Indonesia cinta science,” imbuhnya.

Lalu Abdurrahman Wahid atau kerap disapa Gus Dur, merupakan prinsip toleransi bangsa yang mengingatkan kembali akan karakter Bhinneka Tunggal Ika.

“Gus Dur menjadi pengingat kembali karakter Bhinneka Tunggal Indonesia dan untuk itu toleransi ditumbuhkan di era Gus Dur. Apa pun suku dan agama serta aliran politiknya. Lalu Ibu Megawati adalah peletak dasar pelembagaan institusi-institusi politik demokratis, seperti KPK dan MK. Bu Mega juga menata kembali politik demokratis,” bebernya. 

Berikutnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bagi Budiman, SBY memperoleh apresiasi tinggi dari Prabowo karena melanjutkan tradisi demokrasi serta merawat tradisi perdamaian atas konflik politik.

Tak lupa, presiden saat ini, Joko Widodo (Jokowi), yang menurut Budiman ialah peletak dasar infrastruktur fisik dan sumber daya manusia (SDM) masa depan Indonesia.

“Pak Jokowi meletakkan dasar Indonesia menuju kemajuan dengan pemerataan infrastruktur fisik dan pembangunan SDM. Tidak ada yang tidak ada terjangkau. Dan satu lagi, Pak Jokowi menyatukan Indonesia dengan kerja,” sambungnya.

Terlebih, Budiman menilai bahwa hal yang menjadi ciri kenegarawan bisa dilihat dari hubungan persahabatan antara Jokowi dan Prabowo.

“Sikap persahabatan Pak Prabowo adalah ciri kenegarawanan. Melegakan lawan politik, teman berdebat, sehingga masyarakat menyambut hari pemilihan dengan hati yang adem. Membuat suasana pemilu yang sebelumnya keras menjadi sejuk kembali,” kata Budiman.

Oleh karena itu, Budiman yakin jika debat capres 2024 terakhir kemarin berpengaruh besar terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran. 

“Tentu ada pengaruh elektoral yang besar, namun yang lebih penting adalah pelajaran. Debat kemarin adalah pancaran kenegarawanan yang telah dicatat oleh sejarah. Ditonton ratusan juta rakyat Indonesia dan menjadi contoh bagi generasi bangsa Indonesia ke depan,” tandasnya.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses