Tuturpedia.com – Peristiwa perundungan kembali terjadi. Kali ini di sebuah SMA di Bandar Lampung, seorang siswi dipaksa peragakan asusila hingga mengalami depresi.Â
Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber, Rabu (6/12/2023), seorang siswi di SMA Muhammadiyah Bandar Lampung mengalami depresi hingga berteriak dan menangis usai mengalami perundungan dan dipaksa memperagakan gerakan asusila.Â
Siswi SMA tersebut mendapatkan perundungan dari lima orang teman sekelasnya.Video perundungan tersebut beredar luas.
Dari video yang beredar, diperlihatkan korban dipaksa memperagakan gerakan asusila kemudian direkam oleh ponsel. Korban yang berinisial M juga ternyata dipaksa untuk menonton video porno.Â
Akibat kejadian perundungan tersebut, korban mengalami depresi hingga berteriak dan menangis histeris. Bahkan korban juga dibawa ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. Oleh karenak itu, sejak Jumat (1/12) korban juga sudah tak berangkat sekolah.Â
Menurut keterangan yang diberikan oleh Kakak korban, Citra, adiknya dipaksa memperagakan tindakan asusila dan disaksikan oleh rekan satu kelasnya.
Selain dipaksa memperagakan tindakan asusila dan menonton video porno, korban (M) juga ternyata dipalak dan dimintai uang jajannya oleh pelaku.Â
“Disuruh nonton video porno, mereka itu diajarkan ke arah sana, emang dia itu dimintai uang jajan,” tutur Citra.
Pihak rumah sakit memberikan keterangan bahwa korban tidak menderita sakit melainkan diduga sebagai korban perundungan. Korban bahkan merasa trauma dan tak mau sekolah kembali. Â
“Sekarang adik saya masih trauma belum mau sekolah, sementara tinggal di rumah neneknya dulu,” ucap Citra.
Sementara itu, menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Oktaviani Dela Sani mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta keterangan dari korban mengenai dugaan perundungan tersebut.
Menurut pihak sekolah, pihaknya telah menggali informasi dari anak-anak yang disebutkan sebagai pelaku. Namun, kelima orang pelaku tersebut menurut Octaviani tidak melakukan perundungan tersebut. Â
“Nah si anak yang diduga melakukan itu cuman bilang ‘Bu, si korban itu dia minta tolong saya videoin dia dengan pake bahasa Korea dan terjadilah mereka di videoin gitu.’ Jadi, karena mereka ini mungkin memang anak-anak jahil, ya ngomongnya agak didesah-desahin gitu,” ucap Oktaviani.
Pihak sekolah membantah adanya peristiwa perundungan karena menurut pihaknya korban terlihat seperti tidak ada masalah dengan temannya.
Menurutnya, korban pun bahkan masih berteman setelah peristiwa dalam video tersebut terjadi.Â
Selain itu, Oktaviani juga mengaku tidak pernah menerima laporan terkait perundungan dari korban sehingga mereka tidak mengetahui jika kejadian tersebut menimpa korban.
“Selama ini nggak ada laporan, setiap ditanya apakah ada yang ngerjain, dia jawabnya gak ada,” ucapnya.
Pihak keluarga korban saat ini telah melaporkan peristiwa perundungan tersebut ke Polresta Bandar Lampung untuk ditindaklanjuti.
Saat ini, menurut Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Dennis Arya Putra membenarkan adanya laporan terkait perundungan.
Pihaknya pun mengaku tengah melakukan penyelidikan untuk ungkapkan kasus tersebut.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda