Indeks

Salah Perhitungan, Tsunami Raksasa Jepang 2011 Tewaskan Ribuan Warga

Dokumentasi tsunami Jepang 2011 (istimewa)

Tuturpedia.com — Tragedi tsunami Jepang 2011 kembali menjadi sorotan setelah muncul kesaksian baru terkait kesalahan perhitungan ketinggian gelombang yang melanda Negeri Sakura pada 11 Maret 2011. Peristiwa ini dipicu oleh gempa dahsyat di lepas pantai timur Jepang, tepatnya di kawasan Tohoku, yang kemudian memicu gelombang tsunami raksasa.

Awalnya, Badan Meteorologi Jepang memperkirakan ketinggian tsunami hanya sekitar 3 meter. Namun, kenyataannya gelombang laut yang menggulung daratan mencapai 40 meter di beberapa wilayah. Kesalahan estimasi ini berakibat fatal, karena banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri.

“Hari itu awalnya terasa biasa saja. Lalu gempa besar terjadi, diikuti tsunami yang jauh lebih tinggi dari perkiraan. Banyak orang tidak sempat melarikan diri, mayat bergelimpangan di mana-mana,” ujar Ryo Kanouya, salah satu penyintas tragedi tersebut, dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (27/9/2025).

Gelombang raksasa ini menghancurkan permukiman, infrastruktur, hingga pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi. Bencana tersebut menewaskan lebih dari 18 ribu orang, sementara ribuan lainnya hilang dan jutaan warga harus mengungsi.

Selain menelan korban jiwa, tsunami 2011 juga meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat Jepang. Banyak keluarga kehilangan anggota tercinta, sementara penyintas harus memulai hidup baru dari nol. Tragedi ini bahkan menjadi salah satu bencana alam paling mematikan dalam sejarah modern Jepang.

Hingga kini, pemerintah Jepang terus melakukan evaluasi terhadap sistem peringatan dini tsunami. Belajar dari kesalahan masa lalu, Jepang meningkatkan teknologi deteksi gempa dan memperluas jalur evakuasi di wilayah pesisir.

Meski sudah 14 tahun berlalu, ingatan tentang gelombang maut itu tidak pernah benar-benar hilang. Kisah seperti yang dialami Kanouya menjadi pengingat penting betapa krusialnya akurasi peringatan dini dalam menghadapi bencana alam.
Penulis: Permadani T. || Editor: Permadani T.

Exit mobile version