Tuturpedia.com – Pada awal bulan yang lalu, citra satelit dan data penerbangan menunjukkan bahwa Rusia sedang bersiap menguji coba rudal dan senjata nuklir jenis baru dengan jangkauan ribuan mil.
Dikutip dari NY Times, Minggu (8/10/23) persiapan uji coba tersebut diketahui berada di wilayah Arktik, yang merupakan wilayah terpencil di Rusia.
Negara di bawah kuasa Vladimir Putin tersebut terpantau sedang menguji coba Burevestnik atau SSC-X-9 Skyfall tahun 2017 dan 2018.
Sebelumnya Rusia pernah melakukan uji coba sebanyak 13 kali pada 2017 dan 2019, tetapi mereka mendapatkan kegagalan.
Menurut laporan dari Nuclear Threat Initiative, kegagalan uji coba bisa menyebabkan kecelakaan dan berakibat fatal.
Menurut badan nirlaba tersebut, peluncuran Burevestnik memerlukan waktu bertahun-tahun untuk ‘disebarkan’ secara operasional.
Dalam pengujian sebelumnya, Burevestnik tersebut gagal terbang mendekati jangkauan yang dirancang, diperkirakan sekitar 14.000 mil.
Para pejabat AS menilai bahwa selama uji terbang paling sukses, yang hanya berlangsung lebih dari dua menit, rudal tersebut terbang sejauh 22 mil sebelum jatuh ke laut.
Dalam uji coba lainnya, reaktor nuklir Burevestnik tersebut gagal aktif sehingga menyebabkan rudal tersebut jatuh hanya beberapa mil dari lokasi peluncuran.
Rusia akhirnya berhasil melakukan uji coba pada Burevestnik
Rudal Burevestnik diperkirakan diluncurkan oleh motor roket berbahan bakar padat sebelum reaktor nuklir kecil diaktifkan dalam penerbangan, sehingga secara teori memungkinkan rudal tersebut tetap terbang tanpa batas waktu.
Burevestnik adalah salah satu dari enam senjata strategis, bersama dengan senjata lain seperti rudal balistik Kinzhal dan kendaraan luncur hipersonik Avangard, yang diperkenalkan Putin dalam pidatonya pada 2018.
Dikutip dari laman Reuters, Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal bertenaga nuklir tersebut.
Putin mengatakan untuk pertama kalinya bahwa Moskow telah berhasil menguji Burevestnik, sebuah rudal jelajah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir dengan potensi jangkauan ribuan mil.
Presiden Rusia tersebut juga mengatakan jika Rusia hampir menyelesaikan pekerjaan mereka untuk menggarap sistem rudal balistik antarbenua, elemen kunci lain, dan senjata nuklir generasi baru lainnya.
Putin mengingatkan dunia akan kekuatan senjata nuklir Rusia sejak melancarkan invasi ke Ukraina bulan Februari lalu. Ia mengatakan jika tidak ada orang waras yang akan menggunakan senjata nuklir lainnya untuk melawan Rusia.
Dikutip dari laman PBS, analis militer mengatakan dimulainya kembali uji coba nuklir oleh Rusia, Amerika Serikat atau keduanya akan sangat mengganggu stabilitas pada saat ketegangan antara kedua negara lebih besar dibandingkan sebelumnya dalam 60 tahun terakhir.
Di bulan Februari, Putin menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian New START yang membatasi jumlah senjata nuklir yang dapat digunakan oleh masing-masing pihak. Namun, Putin mengatakan jika penggunaan senjata nuklir yang dimiliki Rusia hanya sebagai ‘respon’ terhadap serangan nuklir terhadap negara tersebut.
Selain itu, Putin juga mengatakan pada salah satu pidatonya bahwa Rusia bisa saja mencabut ratifikasi larangan uji coba senjata nuklir. Ancaman tersebut dilakukan sebagai percobaan pencegahan negara-negara Barat yang terus memberikan dukungan militer kepada Ukraina.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda