banner 728x250

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Kembali Beroperasi dengan Pelayanan yang Minim

Rumah Sakit Indonesia di Gaza kembali beroperasi dengan mengandalkan energi surya yang minim. Foto: facebook.com/Indonesia.Hospital
Rumah Sakit Indonesia di Gaza kembali beroperasi dengan mengandalkan energi surya yang minim. Foto: facebook.com/Indonesia.Hospital
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Setelah beberapa bulan hancur karena serangan Israel, melalui akun X resmi @mercindonesia, pihaknya mengumumkan jika Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah kembali beroperasi secara terbatas mulai hari Selasa (18/6/2024). 

“Alhamdulillah, rumah sakit telah kembali beroperasi dengan kapasitas terbatas,” ucap Ketua MER-C Dr. Sarbini Murad.

Rumah sakit di Gaza Utara, merupakan sebuah bangunan empat lantai yang terletak di dekat kamp pengungsi Jabalia. Fasilitas kesehatan ini dibangun dari sumbangan yang diorganisasi oleh Komite Penyelamatan Darurat Medis yang berbasis di Jakarta.

Sebelumnya, Rumah Sakit Indonesia di Gaza sempat menjadi bulan-bulanan serangan Israel pada bulan Oktober 2023. Sehingga, serangan tersebut memaksa staf dan ribuan orang yang mencari perlindungan di lokasi rumah sakit untuk pindah ke selatan Gaza.

Atas serangan tersebut, militer Israel mengatakan bahwa kelompok militan Hamas yang berbasis di Gaza menggunakan Rumah Sakit Indonesia untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah. Namun, dengan tegas pihak MER-C membantah klaim militer Israel tersebut.

Rumah Sakit Indonesia Beroperasi dengan Fasilitas yang Minim

Dikutip Tuturpedia dari laman Arab News, Rabu (19/6/2024), dalam operasinya, Rumah Sakit Indonesia di Gaza kali ini mengandalkan energi surya yang terbatas. 

“Rumah Sakit Indonesia mengandalkan energi surya, namun tenaga surya pun terbatas. Peralatan medis sebagian besar rusak. Para staf memanfaatkan apa yang tersedia semaksimal mungkin karena yang terpenting adalah rumah sakit dapat berfungsi membantu warga terisolasi di Gaza Utara,” ungkap Dr. Sarbini.

Beberapa pelayanan kesehatan pun mulai dijalankan, pasien mulai berdatangan meskipun para dokter belum bisa melakukan penanganan berupa operasi besar karena minimnya peralatan medis yang masuk ke rumah sakit tersebut. 

Pihak MER-C mengatakan pihaknya sangat berharap adanya gencatan senjata akan terjadi dalam waktu dekat. Dengan begitu, pihaknya akan lebih mudah melakukan perbaikan di Rumah Sakit Indonesia dan melengkapi fasilitas medis di sana. 

“Jika gencatan senjata permanen diterapkan, semoga (MER-C) bisa pergi ke sana dan mulai memperbaiki rumah sakit tersebut,” tutup Dr. Sarbini.

Namun sayangnya, hingga saat ini gerakan gencatan senjata belum jelas terlihat. Selama berbulan-bulan, warga Palestina di Gaza Utara telah diisolasi dan Militer Israel menolak masuknya konvoi bantuan ke wilayah tersebut.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.