Tuturpedia.com – Peperangan antara Ukraina dan Rusia terus berlangsung, kali ini Ukraina memberikan serangan balasan ke markas Armada Laut Rusia.
Serangan rudal yang dikirimkan oleh Ukraina pada Jumat (22/9/23) menyebabkan seorang prajurit hilang dan bangunan utama di markas tersebut terbakar.
Dilansir Tuturpedia.com dari AP News, Senin (25/9/23) Kementerian Pertahanan Rusia pada awalnya mengatakan satu anggota militer tewas. Namun, keterangan tersebut diganti dengan pernyataan hilang.
Semenanjung Krimea merupakan sebuah daerah yang dianeksasi atau diambil paksa oleh Rusia secara ilegal.
Daerah Ukraina tersebut seringkali menjadi sasaran Rusia sejak 2014, terlebih sejak Vladimir Putin memerintahkan invasi besar-besaran ke Ukraina sejak 19 bulan yang lalu.
Selain itu, Krimea merupakan pusat utama yang mendukung invasi Moskow ke Ukraina selama peperangan berlangsung.
Sementara itu, Sevastopol merupakan pangkalan utama Armada Angkatan Laut Hitam Rusia sejak abad ke-19 yang lalu.
Tempat ini memiliki peran penting dalam operasi angkatan laut sejak dimulainya invasi ke Ukraina.
Pada serangan ini setidaknya ada satu rudal menghantam markas angkatan laut di Laut Hitam Rusia tepatnya di pelabuhan Sevastopol.
Dikutip dari Reuters, menurut pengakuan Kementerian Pertahanan Rusia ada sekitar total lima rudal.
Sayangnya pihak Ukraina tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah rudal yang diluncurkannya.
Selain menyebabkan kebakaran, serangan tersebut menyebabkan layanan internet di semenanjung tersebut terganggu.
Menurut Mikhail Razvozzhayev, Gubernur Sevastopol, api yang berkobar di bangunan markas tersebut berhasil dipadamkan.
Meskipun beberapa struktur bangunan menjadi rusak dan harus dibongkar.
Ia juga mengatakan jika beberapa jalan yang mengitari bangunan markas tersebut akan terus ditutup saat renovasi markas dikerjakan.
Serangan yang diintensifkan di Laut Hitam dan Krimea merupakan upaya serangan balasan yang dilakukan Ukraina selama hampir empat bulan lamanya.
Para pejabat Ukraina juga menganggap jika serangan balasan tersebut adalah tindakan yang sah.
Mengingat Ukraina terus mencoba berbagai upaya agar mendapatkan kembali wilayah yang tengah diduduki oleh Rusia tersebut.
Dikutip dari Reuters, Oleksiy Danilov yang merupakan sekretaris Dewan Keamanan Ukraina mengatakan ada dua pilihan untuk masa depan armada angkatan laut di Laut Hitam. Russia harus memilih antara menetralisir diri secara sukarela atau paksa.
Jika negara di bawah kepemimpinan Vladimir Putin tersebut tidak memilih opsi sukarela, pihak Ukraina mengancam mereka akan memotong-motong negara tersebut seperti daging salami.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda