banner 728x250

Ridwan Kamil Ungkap Solusi Atasi Kemacetan Jakarta: Ada Gagasan Apartemen di atas Pasar 

Ridwan Kamil dan Suswono maju Pilkada Jakarta 2024. Foto: instagram.com/pak_suswono
Ridwan Kamil dan Suswono maju Pilkada Jakarta 2024. Foto: instagram.com/pak_suswono
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Bakal calon gubernur Ridwan kamil menyebut dirinya sudah punya banyak inspirasi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta

Dikutip Tuturpedia.com, Minggu (1/9/2024), pria yang akrab dipanggil Kang Emil ini menyebutkan berdasarkan pengalaman dirinya menjadi gubernur di Jawa Barat, ia sudah punya beberapa inspirasi dalam mengatasi permasalahan kemacetan. 

Ridwan Kamil menuturkan jika dirinya menyediakan program mobil curhat untuk para masyarakat mengeluhkan permasalahan yang ingin ditangani. 

Selain itu, ia mengatakan banyak warga yang mengeluhkan harga tanah yang mahal, namun tetap ingin memiliki hunian di tengah kota. 

Oleh sebab itu dirinya memiliki gagasan untuk membuat apartemen di atas pasar maupun di atas stasiun.

“Terus tadi harga mahal tanah tapi pengin tinggal di tengah kota, kita ada gagasan apartemen di atas pasar di atas stasiun, di atas jalan. Kalau di luar negeri kan sudah biasa, ya, ketika lahannya sempit,” ujar Ridwan Kamil.

Lebih lanjut ia juga menyampaikan, sekiranya para pekerja tinggal di satu wilayah, namun hal tersebut memang masih sulit untuk dipraktikkan. 

“Kalau bisa juga tinggal bekerja sebisa mungkin di satu wilayah itu lebih baik, walaupun belum bisa semuanya dipraktikkan,” lanjutnya. 

“Jadi gagasan-gagasan inilah yang saya sebut dengan Jakarta Baru pasca Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota di Indonesia, kira-kira gitu,” ungkapnya. 

Namun ia dengan yakin mengatakan jika semua permasalahan di Jakarta akan dicarikan solusinya berbekal dari pengalamannya menjabat. 

“Tapi intinya semua permasalahan akan dicarikan solusinya berbekal pengalaman sebelumnya,” jelasnya. 

RK menjelaskan akan ada perbedaan kepemimpinan saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dengan jumlah penduduk yang relatif jauh lebih kecil. Sedangkan, Jakarta lebih terpusat, dengan penduduk jauh lebih banyak dan anggaran yang jauh lebih besar. 

“Waktu Gubernur Jabar, saya punya 27 wali kota, bupati yang sifatnya tidak bisa di bawah langsung gubernur kan? Kalau di sini kan semua wali kotanya Jakarta Pusat sampai Selatan itu bisa langsung diperintah instruksi oleh gubernur. Jadi banyak perbedaan,” ujarnya. 

Ia berharap dengan besarnya anggaran dan lebih terpusat tersebut, Jakarta bisa mengalami transformasi usai julukan Ibu Kota Indonesia pindah ke IKN nantinya. 

“Harusnya dengan perbedaan dan anggaran yang besar Jakarta bisa mengalami transformasi untuk menjawab tadi, pasca IKN Jakarta mau dibawa ke mana,” pungkasnya.***

Penulis: Niawati

Editor: Annisaa Rahmah