Tuturpedia.com – Militer Israel IDF mengkonfirmasi pada Senin (1/1/23) bahwa mereka menarik ribuan tentara dari Jalur Gaza.
Dalam pengumumannya, militer IDF mengatakan bahwa lima brigade yang memiliki ribuan tentara tersebut akan ditarik dari Gaza dalam beberapa minggu mendatang.
Sebagian akan kembali ke pangkalan untuk menjalani pelatihan lebih lanjut dan ada juga yang beristirahat. Sementara itu, banyak tentara senior dengan umur yang lebih tua akan dipulangkan.
Perang telah berdampak pada perekonomian di Israel karena dana yang digunakan untuk pemenuhan logistik dan boikot yang terjadi di seluruh dunia.
Dengan begitu pemerintah akan mencegah para tentara cadangan untuk pergi ke pekerjaan mereka, menjalankan bisnis mereka atau kembali ke studi di universitas.
Melansir dari Time, Selasa (2/1/2024) meskipun rencana penarikan tentara tersebut tidak secara langsung terkait dengan upaya perang, rencana tersebut merupakan sumber perpecahan yang mendalam di Israel.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, tidak mengatakan apakah keputusan tersebut akan membentuk taktik baru dalam perang melawan Palestina.
“Tujuan perang membutuhkan pertempuran yang berkepanjangan, dan kami sedang mempersiapkannya,” katanya.
Konfirmasi penarikan pasukan tentara IDF yang direncanakan tersebut terjadi pada hari yang sama ketika Mahkamah Agung Israel membatalkan sebuah komponen kunci dari rencana perombakan peradilan kontroversial dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Berita tentang penarikan tentara tersebut juga muncul menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke wilayah tersebut.
Menurut Sky News, lain halnya dengan IDF, Amerika Serikat yang merupakan sekutu utama Israel, memerintahkan negara tersebut dalam beberapa pekan terakhir untuk beralih ke pertempuran dengan intensitas yang lebih rendah karena desakan dari warga dunia.
Namun, Israel tetap bersikukuh untuk terus maju hingga tujuan perangnya tercapai, termasuk menghancurkan Hamas yang telah memerintah Gaza selama 16 tahun.
Hingga saat ini, serangan udara, darat, dan laut yang menewaskan lebih dari 21.800 orang di Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dua pertiga dari korban tersebut adalah perempuan dan anak-anak.
Invasi ini juga telah membuat sekitar 85% dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda
Respon (0)