banner 728x250
Sports  

Resmi Dijatuhi Sanksi Pemangkasan Poin, Nottingham Forest Melorot ke Zona Degradasi

Nottingham Forest turun ke zona degradasi. Foto: x.com/NFFC
Nottingham Forest turun ke zona degradasi. Foto: x.com/NFFC
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com  Nottingham Forest melorot ke zona degradasi Liga Champions pada Senin (18/3/2024) usai dikenai pemotongan empat poin.

Usai pemotongan poin, saat ini Nottingham Forest menempati peringkat ke-18 klasemen Liga Inggris dengan total 21 poin. Dengan begitu, Luton Town berhasil menyundul satu peringkat ke atas.

Pengurangan poin tersebut merupakan bentuk sanksi bagi Nottingham Forest yang melanggar regulasi keuangan pada musim lalu.

Usai dijatuhi hukuman, Forest memiliki waktu selama tujuh hari untuk melakukan banding atas sanksi yang mereka terima.

Dilansir Tuturpedia dari Reuters pada Rabu (20/3/2024), Premier League sebagai penyelenggara Liga Inggris menyatakan bahwa komisi independen segera menerapkan pengurangan poin setelah sesi dengar pendapat (hearing) yang berlangsung selama dua hari.

Pernyataan yang dirilis menyebutkan bahwa klub mengaku telah melanggar batas maksimal pengeluaran. Batas yang dikenakan terhadap Forest adalah sebesar 61 juta poundsterling atau lebih dari Rp1,22 triliun.

Menanggapi hukuman pemotongan poin tersebut, Nottingham Forest mengungkapkan kekecewaan mereka. Terutama setelah mereka telah bersikap kooperatif sepanjang proses yang telah mereka jalani hingga pemutusan sanksi.

Melalui rilis resmi klub, Forest menyatakan bahwa sanksi yang dikenakan dinilai “tidak terduga” dan “telah merusak kepercayaan dan keyakinan yang dimiliki terhadap Premier League.”

“Kami percaya bahwa tingkat kerja sama tinggi yang telah ditunjukkan klub sepanjang proses dan yang terkonfirmasi dan tercatat dalam keputusan komisi, tidak dibalas oleh Premier League,” lanjut bunyi pernyataan resmi Nottingham Forest.

Berdasarkan Profitability and Sustainability Rules (PSR) yang diterapkan di Liga Inggris, klub hanya diperbolehkan untuk mengalami kerugian 105 juta poundsterling (sekitar Rp2,1 triliun) dalam tiga musim.

Akan tetapi, dalam dua musim sebelumnya Nottingham Forest berlaga di ajang Championship, yang merupakan kompetisi level kedua di bawah Liga Inggris. Dengan begitu, batas maksimal yang diterapkan adalah 61 juta poundsterling.

PSR sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013. Tujuannya untuk mencegah agar klub dengan pemilik tajir melintir tidak memanfaatkan keunggulan finansial mereka dengan belanja pemain secara jor-joran. Dengan begitu, level kompetisi antar klub pun bisa lebih setara.***

Penulis: K Safira.

Editor: Annisaa Rahmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses