banner 728x250
News  

Rektor UPGRIS Apresiasi Pemkot Semarang yang Getol dalam Menangani Kasus Stunting

Rektor UPGRIS mengapresiasi Pemkot Semarang yang getol menangani kasus stunting. Foto: Humas
Rektor UPGRIS mengapresiasi Pemkot Semarang yang getol menangani kasus stunting. Foto: Humas
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Tuturpedia.com – Program penanganan stunting di Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang dinilai dapat menyelesaikan permasalah yang dialami masyarakat, utamanya dalam program yang masuk ke dalam empat isu prioritas nasional.

Hal itu disampaikan oleh Rektor Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Dr Sri Suciati, yang mengatakan bahwa dalam menangani permasalahan tersebut di masyarakat, Wali Kota Semarang yang akrab di sapa Mbak Ita, selalu mempimpin langsung ke lapangan.

Program penanganan anti stunting yang sedang dilakukan juga perlahan berdampak positif dengan terus menyuarakan berbagai macam program anti stunting.

“Jujur saya sampaikan bahwa Bu Ita, Wali Kota Semarang ini sangat getol menyuarakan gerakan anti stunting melalui berbagai macam program,” ujar Suci, Rabu (27/12/2023).

Nama program yang digagas oleh Pemkot Semarang dikemas menarik, membuat dirinya tertarik, seperti Gerimis Lur (Gerakan Minum Susu dan Telur) bagi ibu hamil dan balita, Dahsyat (Dapur Sehat Atasi Stunting), Rumah Pelita (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Anak Bawah Dua Tahun), dan semacam rumah penitipan anak atau daycare.

Berdasarkan catatannya, program anti stunting Mbak Ita selalu mengedepankan ketahanan pangan, lingkungan sosial, yang mengaitkan praktik pemberian makanan bayi dan anak, pelayanan kesehatan, serta ketersediaan sarana air bersih.

“Bu Ita berhasil menanamkan kesadaran bagi setiap orang akan pentingnya kecukupan gizi bagi calon ibu, ibu hamil dan balita, sehingga angka stunting terus menurun. Sebuah kesadaran tentang kualitas sumber daya manusia di masa datang,” ucapnya.

Suci pun memberikan perhatian perihal angka kemiskinan di Kota Semarang yang menampilkan penurunan pada 2023.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan penurunan stunting Kota Semarang menjadi 4,23 persen dari angka 4,25 persen.

Lebih lanjut, penurunan kemiskinan di Kota Semarang dapat dilakukan dengan tidak mengandalkan hasil survei, tetapi data by name by address dan mendatangi satu per satu rumah untuk mengetahui akar masalahnya.

“Data bisa saja berubah-ubah karena seseorang yang hari ini mampu, beberapa hari kemudian menjadi miskin karena sebab tertentu,” ungkapnya.

Meski begitu, dia menuturkan penyebab kemiskinan pada umumnya ialah pendidikan yang rendah. Tetapi, akses pendidikan telah dibuka lebih luas terutama bagi masyarakat miskin.

“Akses pendidikan dasar bagi warga Kota Semarang semakin bagus. Kebijakan sekolah swasta gratis juga patut diapresiasi,” tuturnya.

Di sisi pengendalian inflasi, Suci mengapresiasi Pemerintah Kota Semarang. Di mana, ada sejumlah inovasi yang mampu menekan inflasi dengan harga sembako yang masih tinggi.

Di antaranya program ‘Pak Rahman’ dan ‘Pandawa Kita’ yang dinilai bisa menstabilkan komoditas pangan, khususnya beras.

“Apresiasi untuk beberapa program Pemkot Semarang untuk menekan inflasi pangan,” sebutnya dalam beri apresiasi.

Dikatakan bahwa posisi Kota Semarang cukup strategis untuk para investor menanamkan modalnya. Karena Semarang merupakan salah satu kota dagang dan pusat jasa teraktif di Indonesia, menurutnya.

“Ibu Ita menangkap peluang besar ini dengan menggandeng para investor menyediakan tempat, mal-mal baru untuk memenuhi kebutuhan dan aktivitas masyarakat modern, tidak hanya masyarakat Semarang saja. Tetapi kawasan penyangga Kota Semarang yang tidak banyak memiliki mal dan pusat perbelanjaan,” imbuhnya,

Selain itu, dengan pesatnya perkembangan pusat perbelanjaan di Kota Semarang, pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lewat produk-produk tradisionalnya juga mesti ditingkatkan.

Perlu ada regulasi yang mengatur kewajiban memberikan ruang bagi UMKM di pusat perbelanjaan.

“Dengan makin maraknya pusat perbelanjaan di Kota Semarang membuka peluang bagi warga untuk mendapatkan pekerjaan,” tandasnya.***

Kontributor Kota Semarang: Alan Henry Pambuko

Editor: Annisaa Rahmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses