Tuturpedia.com – Pemerintah telah menetapkan tema 17 Agustus 2023 pada perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan RI adalah “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”. Tema ini dipilih untuk mencerminkan keberlanjutan pembangunan, semangat estafet, dan semangat untuk terus maju yang selaras dengan visi Indonesia 2045 : Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur.
Untuk mewujudkan visi tersebut pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tahun 2019 telah menyusun 4 (empat) pilar guna mensukseskan visi tersebut. Yaitu: (1). Pembangunan Manusia Serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (2). Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3). Pemerataan Pembangunan, serta (4). Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan.
Keempat pilar tersebut diatas dibangun diatas Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar berbangsa, bernegara dan berkonstitusi yang sesuai dengan tujuan dan cita-cita Bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam konteks pembangunan sebuah kota, perspektif Hari Kemerdekaan Republik Indonesia kali ini memiliki arti penting dalam membangun sebuah kota yang lebih maju, berdaya saing, dan berkelanjutan. Hari Kemerdekaan adalah momen penting untuk merayakan jati diri bangsa dan semangat patriotisme.
Untuk itu pembangunan Kota Semarang selayaknya mencerminkan nilai-nilai tersebut, memperkuat identitas nasional, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan demi menuju visi Indonesia 2045.
Peran Kota Semarang dalam Sejarah: Dari Masjid Kauman, Radio Hoso Kyoku Hingga Pertempuran Lima Hari!
Sebagai salah satu kota penting dalam sejarah Indonesia, Semarang memiliki peran yang khusus dalam pembentukan Republik Indonesia. Jika kita telusuri banyak kisah-kisah menarik untuk diikuti.
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Ulil Albab Alshidqi (serat.id), diceritakan bahwa berita proklamasi kemerdekaan terdengar dari Kantor Berita Domei cabang Semarang ketika itu, Jumat (17 Agustus 1945). Meski belum secara resmi, siaran Radio yang hanya bisa didengar oleh segelintir orang itu kemudian menyebar secara cepat.
Karena bertepatan dengan hari Jumat, Jamaah shalat Jumat di Masjid Kauman, yang terletak di Jalan Alun-Alun Barat Kota Semarang menjadi saksi lantangnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan melalui mimbar masjid Kauman.
“Jamaah menunggu, namun khotbah tidak segera mulai. Akhirnya, justru lebih dulu mendengar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,” tulis Departemen Penerangan dalam Provinsi Djawa Tengah.
Tak hanya terdengar oleh warga yang hadir di Masjid Kauman. Berita proklamasi juga tersebar melalui Radio Semarang Hoso Kyoku (kini menjadi RRI Semarang). Siaran tersebut terdengar luas di penjuru Kota Semarang dalam waktu singkat.
Meski saat itu, Kota Lama atau Semarang sendiri belum bergabung ke dalam NKRI, karena pasca proklamasi kemerdekaan tantara Jepang masih berkuasa, para pemuda Semarang berinistaif dan berhasil membentuk Komite Nasional Indonesia dan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) pada tanggal 19 dan 20 Agustus 1945.
Aksi heroik para pemuda Semarang terus berlanjut dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Hingga meletus perlawanan para pemuda yang kita kenal dengan Pertempuran Lima Hari yang terjadi 15-20 Oktober 1945.
Sejarawan Jongkie Tio dalam bukunya Kota Semarang Dalam Kenangan, mencatat bahwa Pertempuran Lima Hari yang terjadi di Semarang adalah peristiwa yang monumental bagi rakyat Semarang. Para pemuda nekat menyerbu lapangan terbang Kalibanteng, merebut senjata dan menawan sekitar 40 tentara Jepang di Penjara Bulu.
Melihat bagaimana rakyat Semarang turut serta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia hinggaproses mempertahankannya, Pembangunan kota ini dapat diarahkan untuk menghormati warisan sejarahnya dan menjadikannya pusat pendidikan sejarah.
Tantangan dan Realisasi Masa Depan Semarang Maju, Adil dan Makmur
Ekonomi dan Infrastruktur
Sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang berperan sebagai pusat aktivitas perdagangan, jasa, industri dan pendidikan di daerah KEDUNGSEPUR (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang Purwodadi). Selain menjadi pusat aktivitas manusia bagi daerah KEDUNGSEPUR, Kota Semarang juga merupakan bagian dari segitiga pusat perkembangan daerah JOGLOSEMAR bersama wilayah Yogyakarta dan Solo.
Pada perkembangan selanjutnya Kota Semarang tumbuh menjadi kota niaga & jasa di mana kedua aktivitas inilah yang menjadi aktivitas utama dalam menopang pembangunan Kota Semarang untuk mewujudkan kesejahteraan warga Kota Semarang.
Karena itu, pembangunan fisik, seperti infrastruktur, jalan, dan transportasi yang menjadi penghubung kota dengan bagian wilayah lain harus dibenahi dan terus mendapat perhatian. Prinsip pembangunan diharapkan mampu memberikan peningkatan keterampilan pekerja dan daya saing. Hal ini sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perdagangan, pembangunan ekonomi lokal serta mengintensifkan hubungan antarwilayah yang mencerminkan sebuah kota yang inklusif.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Hasil Sensus Penduduk (SP) 2022 mencatat, jumlah penduduk Kota Semarang berjumlah 1,65 juta jiwa. Rinciannya, 818.441 jiwa (49,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 835.083 jiwa (50,5%) perempuan.
Sementara itu, Kota Semarang memiliki tingkat keikutsertaan angkatan kerja yang terbilang cukup tinggi, laki-laki & perempuan sudah berpartisipasi aktif dalam dunia pekerjaan, hal tersebut diperkuat data dari BPS Kota Semarang, Tahun 2022 yang menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja bagi laki-laki di Kota Semarang telah mencapai 84,03 persen sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan mencapai 58,59 persen.
Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar warga Kota Semarang telah memiliki pekerjaan dan berkontribusi aktif pada pembangunan ekonomi di Kota Semarang. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka di Kota Semarang terbilang cukup kecil yaitu 7,6 persen.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan penawaran dari tenaga kerja yang merupakan elemen kunci dalam pembangunan sosioekonomi dan memiliki pengaruh yang kuat dalam pengurangan kemiskinan serta distribusi pendapatan.Oleh karena itu, faktor demografi dan sosioekonomi akan mempengaruhi keputusan tenaga kerja untuk bekerja di Kota Semarang.
Jika kualitas hidup ditingkatkan, maka, pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif turut meningkatkan kualitas hidup warga kota. Pembangunan fasilitas umum seperti taman, ruang terbuka hijau, dan sarana rekreasi juga dapat menciptakan keseimbangan antara kehidupan perkotaan dan alam.
Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu negara. Semakin berkembangnya era modern, tantangan dalam bidang pendidikan pun semakin kompleks. Di tengah perubahan yang cepat ini, seluruh lembaga pendidikan kota Semarang harus siap menyongsong masa depan.
Butuh perhatian yang besar dalam pengembangan karakter siswa. Dengan mengedepankan pendekatan holistik dalam pendidikan, yang mencakup aspek intelektual, moral, dan sosial budaya. Pengembangan pendidikan dan kebudayaan diarahkan sebagai bagian dari pembangunan dengan menciptakan akses pendidikan yang lebih baik berdasarkan warisan budaya lokal dalam menyongsong bonus demografi. Selain itu, penerapan teknologi juga berpeluang mengatasi kendala kesenjangan kualitas pendidikan yang muncul dari kebijakan zonasi.
Lebih lanjut, teknologi juga bisa membantu guru mengajar di mana pun, mengatasi masalah yang muncul di Semarang di mana banyak guru harus mengajar di lokasi yang jauh dari tempat tinggal. Transformasi digital di Semarang perlu untuk terus dilanjutkan agar kualitas pendidikan di Semarang dapat semakin baik.
Smart city : Menyongsong Arus Digitalisasi dengan Electronic Government
Smart City adalah pembangunan perkotaan yang berbasiskan pada Jaringan, Jaringan tersebut dapat memberikan pelayanan public untuk menciptakan nilai sosial ekonomi bagi masyarakatnya. Sebuah konsep pembangunan sebuah lingkungan di Kawasan regional dapat berinteraksi dan berbagi pengetahuan, pengalaman dan kepentingan bersama melalui jaringan yang berbasis internet.
Smart city mampu membangun image kota baru yang berbasiskan Informasi dan Communication/ICT). Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (information and Communication/ICT) mendorong teknologi komunikasi (telepon seluler, personal Digital Assistant dan sejenisnya) sebagai sarana pengolah atau penyebaran informasi (data,teks, audio, visual).
Konvergensi ICT bukan hanya bisa membuka peluang usaha produktif yang baru, tapi juga menempatkan ICT pada posisi penting karena dinilai dapat berperan sebagai anaber dalam perubahan sosial-budaya kemasyarakatan di berbagai bidang, baik itu dalam pengembangan kehidupan politik yanglebih demokratis, pengembangan pendidikan, dan peningkatan kapasitas governance di berbagai sektor pembangunan, termasuk pelayanan publik yang dijalankan oleh pemerintah.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat penting dalam era globalisasi sekarang ini, karena dapat menembus jarak yang jauh bahkan melampaui batas negara sekalipun. Seiring dengan hal tersebut, kemudian melahirkan istilah dan konsep baru di negara indonesia, yang biasa disebut dengan Electronic Government (e- Government) yang diwujudkan sebagai penerapan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemerintahan.
Perkembangan ICT yang semakin pesat disikapi sebagai peluang dan tantangan yang perlu diantisipasi dengan jalan menyiapkan perangkat dan sistem jaringan teknologi informasi yang dapat dengan mudah diakses dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat.Perkembangan e-Government sudah selayaknya merubah pola kerja aparat pemerintah kota Semarang.Sebagai contoh, dengan komputerisasi sistem anggaran dan akuntansi pemerintahan, tidak ada lagi pekerjaan pengumpulan data untuk membuat laporan kemajuan penyerapan anggaran.
Segala bentuk laporan, bila diperlukan, telah disediakan oleh sistem dengan ketelitian yang hanya bergantung pada kualitas data yang dimasukkan. Sistem dapat diatur sedemikian hingga ketaatan administratif pada peraturan sudah menjadi bagian dari sistem itu sendiri sehingga audit tertib administrasi tidak lagi relevan.
Pengembangan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya serta terjangkau masyarakat luas akan membuat harmonisasi masyarakat dan pemerintah.Masyarakat tentu mengharapkan layanan publik yang terintegrasi tidak tersekat-sekat oleh batasan organisasi dan kewenangan birokrasi. Kelancaran arus informasi inilah yang akan menunjang hubungan dengan lembaga-lembaga negara.
Selain itu, sistem e-government yang terbentuk baik juga akan menstimulasi partisipasi masyarakat yang merupakan faktor penting dalam pembentukan kebijakan pemerintah yang baik.Fungsi pelayanan pemerintah kepada masyarakat bisa dilakukan secara transparan sehingga akan tercipta aparatur pemerintahan yang kredibel, bersih dan bertanggung jawab (good governance). Hal tersebut akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dan informasi sebayak-banyaknya dari pemerintah.
Hal ini juga mendorong masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi pada proses pembangunan dengan memenuhi kewajiban-kewajiban yang ada.Semarang sebagai kota e-city akan terwujud jika Pemerintah dan masyarakat bahu membahu untuk merealisasikannya.
Kota yang Aman, Hijau dan Harmonis
Dalam Laporan Musrembangnas RKP 2024 Bappenas yang digelar Mei 2023 menyatakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 sekitar 324 juta jiwa. Bertambah 54,42 juta dari Tahun 2020 (CNBC Indonesia, Mei 2023). Pertambahan jumlah penduduk akan menjadikan Indonesia peringkat ke enam dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tahun 2045.
Pesatnya pertumbuhan penduduk diprediksi akan tinggal di perkotaan sebesar 70 persen. Bank Dunia dalam laporan riset yang bertajuk “Time To ACT: Realizing Indonesia’s Urban Potential” yang diluncurkan pada tahun 2019 menyatakan laju urbanisasi Indonesia belum diimbangi dengan peningkatan pembangunan dan kesejahteraan yang sama cepatnya.
Jika dicermati laporan hasil riset Bank Dunia tersebut, Ketidakseimbangan pembangunan dan kesejahteraan akan menimbulkan masalah-masalah baru. Seperti berkurangnya kawasan hijau di perkotaan, degradasi kualitas lingkungan, ancaman banjir, krisis air bersih, penurunan kualitas udara, krisis ketahanan pangan lokal, dan punahnya ekosistem satwa liar.
Permasalahan ini yang menjadi tantangan kedepan kota-kota berkelanjutan. Termasuk kota Semarang. Bagaimana laju urbanisasi menjadi hal positif pada aspek pembangunan dengan mempresentasikan pertumbuhan ekonomi inklusif serta mengakomodir semua kepentingan dan segala perbedaan.
Perlindungan dan pengendalian terhadap tata ruang serta optimalisasi lahan menjadi kunci dalam perencanaan pembangunan kota Semarang kedepan. Artinya pembangunan kota bukan hanya tentang aspek fisik, tetapi juga melibatkan dimensi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan agar dapat mewujudkan kota Semarang yang aman, hijau dan harmonis.
Mengacu pada Sustainable Development Goals(SDGs) yang menjadi kesepakatan bersama untuk mewujudkan bumi yang lebih baik, perencanaan dalam pembangunan perkotaan dilaksanakan secara terpadu antara pemerintah dan publik untuk saling berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan. Dalam merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, pembangunan Kota Semarang dapat menjadi simbol dari semangat persatuan dan kemajuan Indonesia yang berkelanjutan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan dukungan dari seluruh komponen dengan mengandalkan semangat gotong-royong yang telah terbukti tangguh menghadapi segala tantangan yang ada.***
Oleh: Iswar Aminuddin, MT (Sekretaris Daerah Kota Semarang)