banner 728x250
Event  

Re-run Musikal Sri Asih 1989: Pentas Sejarah dan Seni Pertunjukan Terbesar di Sukabumi

TUTURPEDIA - Re-run Musikal Sri Asih 1989: Pentas Sejarah dan Seni Pertunjukan Terbesar di Sukabumi
banner 120x600
banner 468x60

Sukabumi, Tuturpedia.com — Antusiasme penonton yang tinggi membuat musikal Sri Asih 1989 kembali dipentaskan di Sukabumi. Setelah sukses besar saat perdana di Desember 2024 lalu, re-run musikal ini siap digelar pada 27 dan 28 September 2025 di Gedung Juang ‘45 Kota Sukabumi.

Konferensi pers re-run musikal Sri Asih 1989 diadakan di Galeri Indonesia Kaya pada 13 Agustus 2025. Hadir dalam acara tersebut produser R.I. Kamase, penulis sekaligus sutradara Den Aslam, pimpinan produksi Vidi Newrockman, serta jajaran pemain seperti Ica Deriza, Ramli Nurhappi, Adit Gurnawijaya, Nadia Putri Utami, Dewa Bezana, dan Fikri.

“Saya tidak menyangka ternyata pertunjukan musikal Sri Asih 1989 direspon baik oleh para penonton Sukabumi. Pertunjukan kedua ini akan menjawab permintaan para penonton Sukabumi pada kami untuk mementaskan Sri Asih 1989 kembali,” ungkap R.I. Kamase, produser sekaligus pimpinan Ngajagi Kreasi Nusantara.

Perubahan Segar dalam Pementasan

Penulis dan sutradara, Den Aslam, menjelaskan bahwa re-run kali ini akan menghadirkan sejumlah perubahan penting. “Saya mendengar banyak masukan dari para penonton pementasan sebelumnya. Beberapa catatan seperti durasi yang lebih diefektifkan serta penambahan elemen artistik dan gimmick tambahan akan mempertebal elemen cerita menjadi lebih menarik lagi,” jelasnya.

TUTURPEDIA - Re-run Musikal Sri Asih 1989: Pentas Sejarah dan Seni Pertunjukan Terbesar di Sukabumi

Selain menghadirkan wajah-wajah lama, re-run musikal ini juga akan menampilkan pemain baru hasil audisi Juni 2025. Untuk memperkaya pertunjukan, Ngajagi Kreasi Nusantara menggandeng EJ Peace Entertainment agar beberapa anggotanya turut serta dalam produksi.

Dari sisi musik, pimpinan produksi Vidi Newrockman mengungkapkan adanya kolaborasi dengan Ruang Bunyi (Chikita Amanda & Andro Nidji). Mereka menggarap lagu berjudul “Berdiri Terbakar” yang akan dinyanyikan Vhal Rasyid dan Nadia Putri Utami, kemudian dirilis di berbagai platform musik digital.

Menghidupkan Sejarah Teater Sukabumi

Lebih dari sekadar hiburan, musikal Sri Asih 1989 mengangkat kisah nyata tentang sejarah seni pertunjukan di Sukabumi. Ceritanya terinspirasi dari tragedi kebakaran Gedung Teater Sri Asih pada tahun 1989 yang membuat kelompok teater legendaris itu terhenti produktivitasnya.

Dalam catatan sejarah, teater Sri Asih aktif sejak tahun 1950-an hingga 1980-an dengan ciri khas komedi horor dan cerita-cerita populer kala itu. Tragedi kebakaran gedung di tahun 1989 menjadi titik balik yang menghentikan kejayaan mereka.

Pertunjukan musikal ini berdurasi sekitar 100 menit, menggunakan bahasa Indonesia dan Sunda, serta diperkaya dialog, nyanyian, dan tarian. Alur ceritanya mengisahkan perjuangan seorang anak pekerja teater yang ingin membentuk kelompok teater sendiri, di tengah konflik keluarga, intrik asmara, hingga tragedi kebakaran yang penuh rumor.

“Pertunjukan ini bukan hanya hiburan panggung, tetapi juga upaya mempertajam ingatan kolektif masyarakat Sukabumi tentang fenomena budaya masa lalu,” jelas Den Aslam.

Pertunjukan Musikal Terbesar di Sukabumi

Produksi Ngajagi Kreasi Nusantara menghadirkan 25 aktor dengan rekam jejak cemerlang. Beberapa nama besar yang tampil antara lain Dewa Bezana, Syam Firmansyah, Ram Soera’Ay, Ebho Ayey, serta musisi dan penyanyi seperti Adit Gurnawijaya, Vhal Rasyid, Ramli Nurhappi, Ica Deriza, dan Sinovia.

Menurut Den Aslam, kehadiran musisi dan penyanyi dalam pertunjukan sangat penting. “Pertunjukan ini mesti melibatkan musisi dan penyanyi agar memenuhi kadar estetika yang menjadi visi saya,” ujarnya.

Tak hanya itu, sejumlah nama besar juga bekerja di balik layar, seperti Jamil Hasyani (komposer), Syarif Firdaus (penata musik), dan Cece Suhanda (penyelaras).

Produser R.I. Kamase menegaskan bahwa Sri Asih 1989 adalah pijakan penting bagi masa depan seni pertunjukan Sukabumi. “Seni pertunjukan Sukabumi harus dapat bersaing dengan kota-kota lain seperti Bandung dan Jakarta. Saya berharap pasca musikal Sri Asih 1989 akan ada pertunjukan lain yang lebih spektakuler di Sukabumi,” katanya.

Menjadi Identitas Budaya dan Kreativitas Lokal

Lebih dari sekadar hiburan, kehadiran Sri Asih 1989 dianggap sebagai momentum kebangkitan seni pertunjukan Sukabumi. Pertunjukan ini menyajikan isu-isu universal seperti konflik keluarga, persahabatan, intrik bisnis, hingga fenomena transformasi teknologi yang kala itu menggeser seni pertunjukan ke industri film.

Dengan memadukan sejarah, seni, dan kreativitas modern, musikal Sri Asih 1989 tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga cermin perjalanan budaya Sukabumi yang patut dilestarikan.
Penulis: Permadani T. || Editor: Permadani T.