Indeks
Opini  

Ramai Tren Frugal Living dan Slow Living, Apa Perbedaan Antara Keduanya?

(Ilustrasi salah satu cara penerapan Frugal Living, dengan menyimpan barang yang hanya diperlukan. Sumber Foto: Pexels)
(Ilustrasi salah satu cara penerapan Frugal Living, dengan menyimpan barang yang hanya diperlukan. Sumber Foto: Pexels)

Tuturpedia.com – Beberapa waktu lalu, dunia maya sempat dihebohkan dengan Lulu Tobing yang menerapkan gaya hidup Slow Living dalam podcast bersama Melany Ricardo, diunggah pada Senin (10/7/2023) lalu.

Di sisi lain, muncul juga istilah Frugal Living yang sempat ramai dibicarakan di media sosial twitter, salah satunya dari cuitan base seputar hiruk pikuk dunia kerja.

Meski kedua gaya hidup itu terdengar sederhana, tapi sebenarnya Frugal Living dan Slow Living memiliki makna dan prinsip yang berbeda.

Seperti apa perbedaannya? Yuk, simak penjelasan Tuturpedia.com berikut ini.

Slow Living: Berpusat Pada Peningkatan Kesadaran Diri

Sebagian orang menginterpretasikan Slow Living sebagai gaya hidup yang lebih fokus merawat diri. Sebagian lagi menganggap, Slow Living merupakan perubahan mindset untuk gaya hidup yang lebih bermakna dan sadar yang sejalan dengan apa yang paling kita hargai dalam hidup. Selain itu, slow living memprioritaskan apa saja yang bermakna bagi kehidupan masing-masing.

Salah satu buku yang membahas Slow Living yaitu The Things You Can See Only When You Slow Down: How to Be Calm in a Busy World.

Mengutip buku ini, salah satu hal penting ialah saat kita menerima situasi apa adanya. Pikiran kita akan rileks dan tenang, sementara dunia berubah dengan cepat di sekitar kita. Slow Living berarti menjadi lebih sadar, memiliki kontrol dalam mengelola stress atau rasa takut, dan menikmati setiap momen yang ada.

Frugal Living: Gaya Hidup yang Minimalis dan Efisien

Bukan pelit, Frugal Living menganjurkan untuk menggunakan uang dengan sebijak mungkin. Sebutan lain yang cocok ialah hemat dan minimalis, namun melakukannya dengan penuh kesadaran.

Artinya, menerapkan prinsip hidup hemat dengan menyadari pengeluaran yang kita gunakan dan berfokus pada prioritas keuangan, bukan hasrat. Manusia seringkali terbawa arus untuk mengikuti tren dan membeli barang yang kegunaannya hanya untuk sesaat.

Oleh karena itu, dengan Frugal Living menerapkan prinsip minimalis. Kita akan memiliki beban yang lebih sedikit untuk merawat atau mengatur benda-benda ataupun hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan dalam hidup.

Jika kamu merasa sedang sulit untuk mengontrol emosi, ataupun sedang merasa kewalahan dengan hiruk-pikuk yang terjadi di sekitarmu, maka Slow Living patut untuk dicoba.

Lain halnya jika kamu merasa stagnan ataupun cenderung merasa selalu kekurangan, maka ada baiknya untuk mencoba gaya hidup Frugal LivingSpend Less, For More.***

Penulis: Anindita Almira

Editor: Al-Afgani Hidayat

Exit mobile version