banner 728x250
News  

Ramai Isu Kemunculan Selat Muria, BRIN: Tidak Ada Kaitannya dengan Banjir Demak-Kudus

BRIN ungkap penyebab Selat Muria menjadi daratan. Foto: x.com/nuruzzaman2
BRIN ungkap penyebab Selat Muria menjadi daratan. Foto: x.com/nuruzzaman2
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Banjir masih melanda sejumlah daerah Demak dan Kudus, Jawa Tengah sejak hari Sabtu, 16 Maret 2024 yang lalu.

Saat ini, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih berupaya melakukan pengeringan air banjir yang direncanakan rampung selama tiga hari ke depan. 

“Melihat pengalaman sebelumnya butuh waktu 4-5 hari untuk mengeringkan genangan banjir itu tapi untuk mendukung operasional logistik puasa – Lebaran melintasi jalur Jalan Raya Demak-Kudus-Pantura maka dikebut selesai tiga hari,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Agar target dapat tercapai, BNPB menyebutkan jika proses pengeringan menggunakan puluhan unit pompa bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Kementerian PUPR dan instansi terkait di lingkungan pemerintah daerah lainnya.

Sementara itu, di balik proses pengeringan genangan banjir yang masih berlangsung publik diramaikan dengan isu Selat Muria yang kembali muncul selama banjir Demak-Kudus terjadi. 

Hal ini pun marak diperbincangkan di media sosial, salah satunya di X. 

“Beberapa penelitian dan catatan sejarah menunjukkan jika dulu terdapat Selat Muria yang memisahkan Gunung (Pulau) Muria dengan Pulau Jawa. Di antaranya dituliskan oleh de Graaf (1986), hingga oleh Pak Agus Hartoko (2012, 2017),” tulis akun @en**p.

“Perbincangan mengenai adanya Selat Muria yang memisahkan antara Pulau Muria dengan Pulau Jawa memang mengemuka akhir-akhir ini. Adanya bukti fosil hewan laut di situs Patiayam Kudus dan banyak tempat lainnya mengindikasikan bahwa dulunya ada Pulau Muria yg terpisah dari Jawa,” ujar akun @nu***z.

BRIN Ungkap Penyebab Banjir di Demak dan Kudus

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan jika banjir di Demak dan Kudus tidak ada hubungannya dengan apa yang dikatakan masyarakat sebagai kehadiran kembalinya Selat Muria. 

Pihak BRIN menegaskan jika banjir di Demak dan Kudus murni akibat dari ekstremnya cuaca yang akhirnya memengaruhi alam di sekitar wilayah tersebut. Selain itu, sedimentasi yang ada di sisi selatan juga menjadi salah satu penyebab banjir semakin parah di Demak dan Kudus. 

Proses sedimentasi tersebut juga diketahui ada kaitannya dengan kegiatan yang terjadi selama zaman kolonialisme dulu. 

“Dulu waktu zaman Belanda pembabatan hutan di sana sangat intens, sehingga menyebabkan erosi. Sedimentasi yang terjadi menyebabkan Selat Muria menjadi daratan. Dulu banjir justru mengisi sedimen di Selat Muria, akhirnya terjadi pendangkalan, sehingga terbentuk daratan,” ungkap Eko Soebowo, Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Eko juga mengungkapkan jika proses sedimentasi masih berlangsung sejak abad ke-7 hingga sekarang. Hal inilah yang menyebabkan erosi dan materialnya mengisi dataran Selat Muria.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses