Tuturpedia.com – Perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendadak melonjak pesat pada real count KPU sejak Sabtu (2/3) siang kemarin.
Tentu melesatnya raihan suara PSI membuat publik mempertanyakan anomali suara tersebut yang sangat mendadak. Pasalnya sebelum ini, berdasarkan pada hasil hitung cepat, PSI hanya memperoleh suara 2,6 persen saja.
Diketahui hingga Sabtu (2/3) siang, raihan suara PSI bahkan sampai menyentuh angka 3,12 persen.
Hal itu membuat banyak pihak curiga, lantaran sebelumnya partai yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep ini terancam tak lolos ambang batas parlemen.
Namun, pada hitungan real count KPU, PSI yang semula mendapatkan suara sebanyak 2,29 juta mengalami kenaikan hingga lebih dari 103.000 suara hanya dalam waktu 29 jam saja.
Perolehan suara sejak Sabtu (3/2) kini sudah mencapai 2,39 juta atau sekitar 3,12 persen.
Pengamat Politik dan juga Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi turut buka suara mengenai anomali perolehan suara PSI yang melesat jauh bahkan melebihi hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei melalui cuitan di akun X pribadinya.
Burhanudin mengatakan, secara statistik hasil hitung cepat semua lembaga sudah jelas hasil kesimpulan perolehan suara PSI. Namun, dirinya mengaku tak paham dengan hasil hitung real count KPU.
“Saya sudah banyak bicara soal ini. Secara statistik hasil hitung semua lembaga sudah jelas kesimpulannya. Kalau terjadi anomali antara hasil hitung cepat dengan real count KPU, kenapa hanya terjadi pada PSI? Saya ngga paham,” tulisnya, seperti dikutip Tuturpedia.com dari @BurhanMuhtadi pada Minggu (3/3/2024).
Burhanuddin sempat membandingkan dengan partai lain yang perolehan suaranya cenderung lebih smooth meskipun mengalami kenaikan maupun penurunan.
Hal itu sangat berbeda dengan PSI yang meledak hanya dalam beberapa hari saja. Ia juga mengatakan jika suara partai pada umumnya tak akan sedinamis ini.
“PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dengan partai-partai lain. Sementara perolehan suara PSI ‘meledak’ hanya dalam beberapa hari terakhir saja. Biasanya kalau data masuk di Sirekap sudah besar dan proporsional, suara partai-partai tidak akan sedinamis ini,” jelas Burhanuddin.
Setelah ditelusuri, ternyata bukan hanya partai PSI saja yang mengalami lonjakan suara yang anomali. Ada juga partai Gelora yang juga mengalami hal yang sama.
Partai PSI dan Gelora merupakan kedua partai koalisi pengusung capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Gibran dan Gibran Rakabuming Raka.
Sebelumnya, PSI memang selalu percaya diri jika partai yang berlogo bunga mawar dan berwarna merah ini dapat lolos ke parlemen di Pemilu 2024.
Kata Juru Bicara PSI soal Lonjakan Jumlah Suara di Real Count KPU
Terjadinya anomali peningkatan suara Partai PSI pada real count KPU membuat juru bicara PSI, Dede Prayudi angkat suara.
Dede Prayudi membantah pihak PSI melakukan kecurangan apalagi dengan melakukan jual beli suara.
Menurutnya, lonjakan suara yang terjadi lantaran proses perhitungan aplikasi Sirekap KPU bersifat tidak Proporsional dan masih berlangsung hingga saat ini.
“Ini kan penghitungan masih berlangsung ya, artinya belum semua data Sirekap ini juga masuk, tadi saya sudah mengatakan, ya, bahwa ada yang 73% , ada yang 21%. Apabila terjadi lonjakan-lonjakan, ini dikarenakan memang proses penghitungan Sirekap menggunakan metode manual, ini dia tidak bersifat random atau proporsional ya atau dengan sampling,” bantah Dede Prayudi.
Ia juga mengatakan jika suara real count KPU ini tidak proporsional dengan jumlah penduduk di daerah tertentu.
“Dia adalah real count, yang di mana real ini input datanya itu tidak proporsional dengan jumlah penduduk di daerah tertentu,” pungkasnya.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda