Tuturpedia.com – Berhasil meraih rekor MURI, Bukit Peramun menjadi Hutan Berbasis Masyarakat Digital pertama di Indonesia.
Dikutip Tuturpedia.com dari berbagai sumber pada Selasa (26/09/2023) Bukit Peramun berhasil meraih rekor MURI sebagai hutan digital pertama di Indonesia.
Rekor ini diberikan lantaran peran desa wisata Bukit Peramun dalam memanfaatkan teknologi digital serta melibatkan partisipasi aktif masyarakatnya dalam melestarikan dan melindungi hutan.
Pemanfaatan tersebut sekaligus membuktikan potensi wisata desa bagi Bukit Peramun.
Sebagai informasi, Bukit Peramun terletak di bagian utara Pulau Belitung. Bahkan bukit ini dinobatkan sebagai hidden gem Laskar Pelangi.
Pesona desa wisata ini menawarkan keindahan alam serta ratusan varian flora serta fauna di sini.
Bahkan, Bukit Peramun menjadi habitat bagi mamalia mungil yang langka, yaitu Tarsius.
Berkat pemanfaatan teknologi yang tepat guna mendukung kelestarian alam, Bukit Peramun dapat menarik wisatawan dari berbagai daerah baik lokal maupun mancanegara.
Maka tak heran jika desa wisata ini akhirnya menyabet rekor MURI sebagai Hutan Digital pertama di Indonesia.
Rekor MURI yang didapatkan oleh Bukit Peramun ini tak lepas dari swadaya masyarakat dan komunitas Arsel yang menginisiasi inovasi yang akhirnya mampu menyulap Bukit Peramun menjadi area wisata alam berbasis teknologi.
Bahkan Bukit Peramun sudah memanfaatkan teknologi sejak 2017, saat mereka sudah menggunakan teknologi QR Code untuk memberikan informasi ragam tanaman yang ada di sana.
Saat ini, Komunitas Arsel terus mengembangkan teknologi Based Ground Plan dan memanfaatkan Augmented Reality.
Teknologi Based Ground Plan ini nantinya akan memadukan GPS Maker dan Virtual Assistant untuk memberikan informasi mengenai nama pohon serta nama latinnya.
Sementara itu, teknologi Augmented Reality akan memberikan inovasi baru bagi wisatawan yang ingin mengambil foto dengan berbagai latar belakang digital yang unik.
Hingga saat ini, jumlah wisatawan yang mengunjungi Bukit Peramun terus saja meningkat sejak pengelolanya memanfaatkan inovasi dan menerapkan teknologi untuk perkembangan desa wisata tersebut.
Meski begitu, Komunitas Arsel selalu inisiator tetap berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara jumlah wisatawan dan kelestarian alam.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda