Tuturpedia.com – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir memicu kemarahan dengan mengatakan jika dirinya akan membangun sinagoge (tempat ibadat orang Yahudi) di Kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur. Hal ini memperkuat narasi bahwa situs suci umat Islam dan simbol nasional Palestina berada di bawah ancaman.
Kompleks Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga umat Islam dan simbol identitas Palestina. Hal ini juga dianggap oleh orang Yahudi sebagai situs kuil pertama bagi agamanya.
Berdasarkan status quo yang telah berlaku selama beberapa dekade dan dipertahankan oleh otoritas Israel, orang-orang Yahudi dan non-muslim lainnya diizinkan mengunjungi kompleks tersebut di Yerusalem Timur yang diduduki pada jam-jam tertentu, namun mereka tidak diizinkan untuk berdoa di sana atau menampilkan simbol-simbol keagamaan.
“Jika saya bisa melakukan apa pun yang saya inginkan, saya akan memasang bendera Israel di situs tersebut,” kata Ben-Gvir dalam sebuah wawancara.
Ben-Gvir juga terus menjawab “Ya” ketika dirinya ditanyai tentang niatnya untuk membangun sinagoge di lokasi tersebut oleh para jurnalis.
Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, pembatasan di kompleks tersebut makin banyak dilanggar oleh kelompok nasionalis religius garis keras seperti Ben-Gvir, yang terkadang memicu konfrontasi dengan warga Palestina.
Ben-Gvir pun sempat dikritik oleh beberapa orang Yahudi Ortodoks, yang menganggap situs tersebut terlalu suci untuk dimasuki orang Yahudi. Menurut para rabi terkemuka, setiap orang Yahudi dilarang memasuki bagian mana pun dari Al-Aqsa karena kesuciannya.
Qatar dan PBB Kecam Niat Ben-Gvir
Pada hari Senin (26/8/2024), Qatar mengecam perkataan Ben-Gvir yang ingin membangun sinagoge di Kompleks Masjid Al-Aqsa mengingat pernyataan tersebut proaktif terhadap perasaan umat Islam di seluruh dunia.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan seruan Itamar Ben-Gvir dapat memperpanjang upaya untuk mengubah status sejarah dan hukum Masjid Al-Aqsa. Selain itu, kementerian juga memperingatkan dampak pernyataan provokatif Ben-Gvir terhadap negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain Qatar, PBB juga memperingatkan Ben-Gvir untuk lebih memperhatikan ucapannya yang sangat kontraproduktif tersebut.
“Pernyataan seperti ini sangat kontraproduktif. Mereka berisiko memperburuk situasi yang sudah kering,” ujar Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric.
Dujarric juga mengingatkan Ben-Gvir atas adanya status quo yang disepakati para pihak mengenai tempat-tempat suci di Yerusalem yang harus dihormati oleh semua pihak.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah