Tuturpedia.com – Juru bicara perusahaan perlengkapan olahraga Puma mengatakan, akan berhenti jadi sponsor timnas Israel pada 2024 mendatang.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (13/12/23) Puma diketahui pertama kali menandatangani kontraknya sebagai sponsor timnas Israel untuk menyediakan perlengkapan bagi para pemain pada tahun 2018.
Keputusan pemutusan kontrak sponsor timnas Israel ini diketahui telah disepakati pada Selasa (13/12/23) kemarin.
Juru bicara Puma pun menegaskan, lengkah tersebut direncanakan sejak tahun lalu dan tidak terkait dengan seruan boikot konsumen terhadap Israel di tengah perang antara Israel dan Palestina.
“Sementara dua tim nasional yang baru dikontrak, termasuk pernyataan baru yang akan diumumkan akhir tahun ini dan pada tahun 2024. Kontrak beberapa federasi, seperti Serbia dan Israel akan berakhir pada tahun 2024,” kata juru bicara tersebut dalam pernyataan email.
Selain menginformasikan pemutusan kontrak sponsor timnas Israel, juru bicara Puma juga mengatakan jika Puma akan segera mengumumkan kesepakatan dengan beberapa tim nasional baru.
Sebelumnya, Puma telah lama menghadapi seruan boikot atas terjalinnya kerjasama mereknya dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA). Namun, seruan tersebut semakin meningkat selama dua bulan serangan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 18.000 warga Palestina.
Pernyataan Puma yang hendak mengakhiri kontrak kerjasama dengan Israel pun memantik respon warganet.
Banyak yang menduga jika pemutusan kontrak tersebut disebabkan oleh maraknya aksi boikot terhadap brand tersebut ketika diketahui masih menjadi sponsor aktif Israel Football Association (IFA).
Dikutip dari laman Quartz, Rabu (13/12/23) seruan boikot semakin kencang ketika organisasi Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) yang dipimpin oleh Palestina telah secara resmi mengorganisir seruan untuk memboikot berbagai perusahaan global.
Hal tersebut dilakukan untuk memberikan keadilan atas pemukiman Israel di tanah Palestina yang oleh sebagian besar komunitas internasional dianggap ilegal.
“Bertahun-tahun tekanan global BDS terhadap PUMA dan kerusakan citranya harus menjadi pelajaran bagi semua perusahaan yang mendukung apartheid Israel, bahwa kompleksitas memiliki konsekuensi,” ujar perwakilan BDS.
Hal yang sama dengan Puma, di awal pekan ini perusahaan fesyen Zara menghapus sebagian kampanye iklan dari situsnya setelah mendapat reaksi keras karena meniru adegan penderitaan di Gaza dan memicu seruan boikot dari aktivis pro-Palestina.
Namun, secara tegas Puma menepis dugaan alasan ‘boikot’ tersebut pada memo yang dikirimkan kepada Financial Times.
Memo tersebut menyatakan bahwa Puma akan terus “mengevaluasi semua kemitraan yang ada serta peluang lain yang akan datang untuk memastikan kami memiliki daftar tim nasional yang kuat,” lapor surat kabar tersebut.
Pernyataan tersebut memperkuat sanggahan Puma dan menegaskan jika pemutusan kontrak sponsor dengan IFA dikarenakan alasan keuangan, bukan alasan politik.
“Peninjauan terhadap daftar tim nasional yang ada berdasarkan KPI tertentu seperti iklan dan partisipasi dalam turnamen internasional besar menyebabkan beberapa perubahan,” ujar brand Puma.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda