Tuturpedia.com – 20 karyawan Google dipecat karena ikut serta dalam protes yang mengecam kesepakatan komputasi awan perusahaan tersebut dengan pemerintah Israel.
Jumlah ini bertambah setelah sebelumnya 30 karyawan Google juga dipecat. Puluhan karyawan Google dipecat ini terjadi beberapa hari setelah CEO Sundar Pichai mengatakan kepada karyawannya melalui memo di seluruh perusahaan.
Dia mengungkapkan bahwa karyawan Google tidak boleh menggunakan perusahaan sebagai “platform pribadi” atau “bertengkar mengenai isu-isu yang mengganggu atau memperdebatkan politik.”
Juru bicara Google membenarkan puluhan karyawan Google dipecat setelah melanjutkan penyelidikan terhadap protes 16 April.
Diketahui, sebagian karyawan yang kini dipecat melakukan aksi duduk di kantor Google di New York City dan Sunnyvale, California sebagai upaya membatalkan Proyek Nimbus.
Protes di Google merupakan salah satu gelombang penolakan terhadap pemerintah AS dan perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah dan militer Israel.
Karyawan yang Dipecat Lakukan Konferensi Pers
Setelah pemecatan tersebut, mengadakan konferensi pers darurat pada Senin (22/4/24) sore untuk meninjau apa yang terjadi selama aksi duduk mereka dan mengulangi tuntutan mereka.
Para pekerja yang berpartisipasi pada konferensi pers, beberapa di antaranya berbicara secara anonim untuk menghindari pembalasan lebih lanjut terhadap hak-hak mereka.
Acara yang disiarkan langsung tersebut dimulai pada pukul 14.00 dan dimoderatori oleh Zelda, seorang insinyur perangkat lunak Google dan satu dari empat karyawan yang dipecat dan ditangkap karena berpartisipasi dalam aksi duduk di kantor perusahaan di Kota New York.
Zelda mengungkapkan jumlah karyawan Google yang dipecat terkait aksi duduk tersebut kini melebihi 50 orang. Selain 28 pekerja yang diberhentikan pekan lalu, perusahaan memanfaatkan akhir pekan tersebut untuk memecat 20 pekerja lainnya. Beberapa diantaranya menyatakan dukungan atau berfoto bersama para pengunjuk rasa.
Dikutip dari laman World Socialist Web Site, Selasa (23/4/24) Zelda menjelaskan tuntutan protes tersebut dilakukan untuk membatalkan Proyek Nimbus dan mengatasi krisis kesehatan mental hingga keselamatan pekerja.
Unjuk rasa ini juga ditujukan untuk mengakhiri budaya pelecehan, pelecehan dan diskriminasi pekerja Palestina, Arab dan Muslim.
Moderator juga melakukan solidaritas dengan mahasiswa, dosen dan alumni di kampus-kampus yang bersuara menentang genosida Israel terhadap rakyat Palestina.
Ia mengatakan perkumpulan solidaritas tersebut ditujukan untuk mengakhiri semua keterlibatan dan mengambil keuntungan dari genosida.***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda















