Tuturpedia.com – Aksi protes penggemar Borussia Dortmund atas keputusan klub menyepakati kerja sama sponsor dengan perusahaan produsen senjata api akhirnya berhasil digelar pada Sabtu (24/8/2024) kemarin.
Perusahaan yang dimaksud adalah Rheinmetall, yang juga merupakan produsen amunisi senjata api terbesar di dunia.
Sedangkan aksi protesnya digelar bersamaan dengan laga perdana Dortmund di Bundesliga musim ini di Signal Iduna Park. Dalam pertandingan tersebut, Dortmund sukses memetik poin penuh pertama usai kemenangan 2-0 atas Eintracht Frankfurt.
Ada ‘Tank’ di Luar Stadion Dortmund
Seperti yang sudah dilaporkan sebelumnya oleh Tuturpedia.com, setidaknya 90 kelompok suporter Dortmund telah menyepakati aksi protes atas keputusan klub menerima sokongan dari Rheinmetall.
Salah satu bentuk protes suporter ditunjukkan lewat keberadaan tank bohongan yang diparkir di luar stadion sebelum pertandingan dimulai. Selain itu, ada juga seorang aktivis yang mengenakan topeng wajah CEO Rheinmetall, Armin Papperger, sambil mengangkat kartu merah.
Aksi protes tersebut telah diumumkan oleh asosiasi suporter klub, Sudtribune, pada Rabu (21/8/2024) pekan lalu.

Bentangan Spanduk Protes Memadati Tribun
Tak hanya di luar stadion, para penggemar juga melancarkan bentuk protes mereka di dalam stadion.
Menurut laporan ESPN, para penggemar Dortmund yang datang dan memadati stadion untuk menyaksikan pertandingan tidak menunjukkan euforia luar biasa yang diidentikkan dengan citra Yellow Wall khas klub.
Begitu memasuki paruh kedua, para pendukung justru lebih senyap. Alih-alih bersorak mendukung para pemain, lebih dari 81.000 penggemar Dortmund yang hadir justru membentangkan sederet spanduk berisi kritikan pedas bagi manajemen klub.
“(Dortmund) bukan untuk industri senjata perang,” tulis salah satu spanduk raksasa, yang juga menyisipkan umpatan bagi Rheinmetall.
“Uang nomor satu, nilai (klub) nomor dua,” isi spanduk lainnya.
“Nilai-nilai kami dilindas tank,” bunyi salah satu spanduk yang turut terbentang di dalam Signal Iduna Park.***
Penulis: K Safira
Editor: Annisaa Rahmah