banner 728x250

Prancis Larang Demo Dukung Palestina dan Bubarkan Massa dengan Gas Air Mata

Hindari kekacauan publik, Prancis larang demo dukung Palestina. FOTO: Tangkapan Layar YouTube WSJ News
Hindari kekacauan publik, Prancis larang demo dukung Palestina. FOTO: Tangkapan Layar YouTube WSJ News
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Prancis telah membubarkan massa di Place de la Republique menggunakan gas air mata dalam unjuk rasa yang mendukung rakyat Palestina terkait perang antara Hamas dan Israel pada Kamis (12/10/2023) kemarin.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin melarang seluruh demonstrasi pro Palestina yang ada di Prancis.

Dia mengatakan pelarangan ini harus dilakukan agar tidak menyebabkan kekacauan publik.

Dikutip Tuturpedia.com dari laman Le Parisien (13/10/2023), sekitar pukul 18.00 waktu setempat, polisi Prancis masih berkeliling dan berjaga di lokasi para demonstran berada.

Beberapa demonstran membawa bendera Palestina sambil berteriak, “Palestine vaincra,” yang artinya Palestina akan menang.

Kemudian sekitar pukul 18.15, polisi membubarkan massa yang hadir dan mengeluarkan denda jika tak kunjung bubar.

Hingga peluncuran gas air mata kepada mereka yang masih di lingkaran perkumpulan itu.

Sementara itu, Presiden Prancis yakni Emmanuel Macron dalam sebuah pidatonya meminta kepada rakyatnya untuk tidak melakukan demonstrasi melainkan bersatu untuk melindungi diri dari kebencian.

“Janganlah kita melakukan petualangan ideologis di dalam negeri dengan meniru atau membayangkan,” ujar Emmanuel Macron, dikutip Tuturpedia.com dari Reuters.

“Jangan menambahkan, melalui ilusi atau perhitungan, perpecahan domestik ke perpecahan internasional,” lanjutnya.

Di sisi lain, seorang warga Prancis merasa tidak adil akan adanya pelarangan demonstrasi tersebut.

“Kita hidup di negara hukum sipil, negara di mana kita memiliki hak untuk mengambil sikap dan berdemonstrasi. (Tidak adil) untuk melarang satu pihak dan mengizinkan pihak lain,” kata Charlotte Vautier, seorang karyawan yang ikut serta dalam aksi.

Dikutip Tuturpedia.com dari ABC News, Macron mengatakan bahwa 13 warga negaranya di Israel telah terbunuh dalam pertempuran Hamas-Israel dan 17 orang hilang, yang diyakini akibat menjadi tawanan oleh Hamas.  

“Prancis melakukan segalanya bersama otoritas Israel dan mitra kami untuk membawa mereka pulang dengan selamat, karena Prancis tidak pernah meninggalkan anak-anaknya,” ucap Macron.

Asosiasi pro Palestina justru akan terus unjuk rasa untuk mendukung rakyat Palestina, mereka mengecam ancaman terhadap kebebasan berekspresi.

Perlu diketahui bahwa dari laman Al Jazeera, negara Prancis memiliki komunitas Muslim dan Yahudi terbesar di Eropa, sehingga peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri terkadang dapat meningkatkan ketegangan di antara mereka.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses