Tuturpedia.com – Menuju Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) pada Rabu (14/2/2024), Survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru pada Jumat (9/2/2024).
Survei Indikator Politik tersebut merupakan periode 28 Januari 2024 – 4 Februari 2024.
Hasil terbaru Survei Indikator Politik ini sekaligus digelar dalam rilis temuan yang bertajuk peta elektoral di akhir masa kampanye: satu atau dua putaran?
Menurut pemaparan Burhanuddin Muhtadi (Prof. Burhanuddin), tren untuk calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto terus mengalami kenaikan, sedangkan Ganjar turun, dan Anies Baswedan kurang lebih stagnan.
Survei Indikator Politik kemudian melakukan simulasi surat suara, yang dinilai Prof. Burhanuddin mendekati hari pemilihan nanti.
“Hasilnya kalau kita pakai simulasi surat suara, itu Pak Prabowo-Gibran 51,8%, sementara di peringkat kedua itu adalah Anies-Muhaimin 24,1%, di peringkat ketiga meskipun selisihnya tidak signifikan secara statistik dengan Mas Anies itu adalah Ganjar-Mahfud MD (19,6%),” ucap Prof. Burhanuddin.
Survei Indikator: Apakah 51,8% Menentukan Pilpres 2024 Satu Putaran?
Prof. Burhanuddin menerangkan, bahwa angka 51% belum tentu bisa membawa pasangan calon nomor urut 2, Prabowo-Gibran ke dalam satu putaran.
Sebab masih ada margin of error di sana. Tetapi, satu putaran bisa terjadi jikalau melihat dari angka dan tren yang terus naik pada Prabowo-Gibran.
“Tetapi, angka 51,8% dan tren naik yang masih berlangsung buat Pak Prabowo-Gibran, maka saya bisa mengatakan potensi atau probabilitas satu putaran meningkat,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan perihal model survei prediktif.
“Kalau kita pakai model prediktif. Dengan mengasumsikan tidak ada undecided voters, maka suara Prabowo-Gibran menjadi 54%. Dan dengan perhitungan lower dan upper estimate, maka suara Pak Prabowo paling rendah 51,6%, paling tinggi 56,4%,” ungkap Burhanuddin.
Model prediktif itulah yang dicoba untuk memprediksi pasangan mana yang akan dipilih oleh pemilih yang masih belum menentukan pilihan atau menyembunyikan pilihan.
“Di hari H nanti sudah tidak ada undecided voters, (sementara) di survei ada. Kami beruntung karena undecided cuma 4,5%. Kami prediksi (pilihannya) berdasarkan variabel demografi, pendidikan pendapatan, desa kota,” jelasnya.
Dari hasil tersebut, profil pemilih yang masih belum memutuskan pilihan (undecided voters) mengerucut ke profil salah satu pasangan calon tertentu.
“Sikap itu tidak mengerucut kepada basis calon pasangan tertentu. Jadi profil pemilih Mas Anies, Prabowo, dan Ganjar ada dalam profil yang belum menentukan pilihan. (Artinya) kalau kita lihat ada juga pemilih Pak Prabowo yang menyembunyikan pilihan,” sebutnya.
“Sebelumnya di 2019 itu yang menyembunyikan pilihan adalah pendukung penantang, yaitu Prabowo-Sandi. Hari ini kita tidak menemukan bukti itu, yang mengatakan pendukung Mas Anies saja yang menyembunyikan pilihan,” imbuhnya.
Maka melalui model prediktif di atas, Burhanuddin menyatakan bahwa angka 54% itu bisa menentukan pemenang Pilpres 2024 pada Rabu, 14 Februari mendatang.
“Dan dengan kisaran model prediktif (Prabowo Gibran) 54%, saya harus mengatakan game over. Kita sudah tahu capres yang akan terpilih pada hari Rabu nanti. 54% itu signifikan secara statistik, karena lower estimate dengan model prediktif, sejelek-jeleknya Pak Prabowo dapat 51,6%,” bebernya.
Survei Indikator Politik Indonesia ini dilakukan dengan metode tatap muka bersama 1.200 responden basis dan over-sampling di berbagai wilayah sampai meraih 5.500 responden.
Margin of error-nya berkisar 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan pemilih yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab/rahasia sebanyak 4,5%.***
Penulis: Annisaa Rahmah
















Respon (1)