Tuturpedia.com – Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro mengungkapkan motif Armor Toreador melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap sang istri, Cut Intan Nabila.
Dikutip Tuturpedia.com, Rabu (14/8/2024), diungkapnya motif tersebut berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
Adapun sebelum terjadi KDRT, keduanya sempat terlibat cekcok di dalam kamar yang mana saat itu juga ada anak mereka yang baru berusia 1 minggu.
“Hasil pemeriksaan sementara dari korban Saudara IN dan Saudara ATG, ada cekcok yang terjadi sebelum pukul 10.09 di dalam sebuah kamar yang di mananya ada tiga unsur yaitu bapak sebagai suami, ibu sebagai istri, dan anak kecil yang berusia kurang lebih 1 minggu,” ujar AKBP Rio.
Cekcok sendiri bermula soal masalah HP Armor (tersangka), di mana korban ingin meminta penjelasan soal apa yang ada di dalam hp tersangka.
“Kemudian cekcok berawal dari masalah HP si tersangka yang ada di belakang ini, yang di mana korban meminta penjelasan terhadap apa yang ada di dalam HP tersebut,” lanjutnya.
Motif dari pelaku melakukan kekerasan ialah lantaran dirinya kepergok menonton video asusila.
“Motifnya, hasil pemeriksaan dari tersangka (Armor), mohon maaf saya sampaikan bahwa tersangka ketahuan nonton video porno, hasil pemeriksaan tersangka,” kata AKBP Rio dalam konferensi pers, Rabu (14/8/2024).
Kendati demikian, pihak Kapolres Bogor akan kembali mendalami motif tersangka tersebut ketika memeriksa Cut Intan Nabila. Sementara pemeriksaan terhadap korban dihentikan lantaran kondisi psikologisnya yang mengalami trauma berat.
“Kami ingin menggali pemeriksaan dari korban. Karena kemarin faktor psikologinya masih trauma, kami berinisiatif menghentikan dulu sementara pemeriksaan terhadap korban,” jelasnya.
Selain itu, AKBP Rio juga menyebut masih manunggu hasil uji laboratorium forensik terhadap HP Armor yang sebelumnya mengatakan jika video porno yang dimaksudkan sudah dihapus.
“HP lagi kami forensik untuk mencocokkan dengan keterangan tersangka ATG yang di belakang saya,” imbuhnya.
Polisi juga akan melakukan penyidikan menggunakan teknik scientific crime investigation untuk kebenaran mengenai pernyataan tersebut.
“Namun kita harus cross check dengan apa yang akan disampaikan korban dan handphone tersangka sudah kita periksa, sudah dihapus di dalam HP. Namun, kami mempunyai teknik untuk penyidikan, scientific crime investigation,” tuturnya.***
Penulis: Niawati
Editor: Annisaa Rahmah