Tuturpedia.com – Belakangan beredar kabar bahwa Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto diminta oleh pihak kepolisian untuk membuat video apresiasi kinerja Jokowi sebagai presiden.
“Yang intinya memohon supaya saya membuat video yang isinya poin-poinnya kira-kira sama seperti video-video yang sudah beredar dari beberapa rektor itu,” ungkap Ferdinandus Hindarto.
Namun, dengan tegas Ferdinandus menolak permintaan tersebut dengan mengatakan bahwa pilihan dan sikapnya tak bisa memenuhi permintaan tersebut, terlebih dirinya memiliki dasar yang kuat.
“Lalu, saya menjawab bahwa pilihan kami, sikap kami, mohon maaf tidak bisa memenuhi permintaan itu kenapa karena kami punya dasar yang kuat, Jadi yang pertama dasarnya ini, konstitusi apostolik untuk Universitas Katolik di dunia, di mana di pembukaan hakikat itu sudah dinyatakan Universitas Katolik, mencari, menemukan, dan menyebarluaskan kebenaran,” jelas Ferdinandus Hindarto, dikutip pada Rabu (7/2/2024).
Bantahan Pihak Kepolisian atas Pernyataan Rektor Unika Soegijapranata
Sementara itu, pihak Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar menjelaskan bahwa pihaknya memiliki program cooling system.
Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan situasi kondusif khususnya dalam rangka pelaksanaan Pemilu 2024.
“Cooling system ini kegiatannya antara lain mengajak tokoh-tokoh masyarakat, pemuka agama kemudian termasuk civitas akademika untuk memberikan dukungan kepada terlaksananya Pemilu damai yang akan kita hadapi bersama tahun ini,” kata Irwan pada Selasa (6/2/2024).
Irwan membantah bahwa pihaknya telah meminta para akademisi membuat video testimoni terhadap kinerja Jokowi.
Ia mengatakan bahwa pihaknya hanya ingin menyampaikan ajakan untuk menciptakan situasi damai dan kondusif di Kota Semarang.
“Yang ingin kami sampaikan bahwa ajakan-ajakan ini adalah ajakan untuk menciptakan situasi damai menciptakan situasi kondusif di Kota Semarang, tidak lain dari itu,” jelasnya.
Bahkan dengan tegas Kombes Irwan mengatakan bahwa dirinya tidak sama sekali mengarahkan para akademisi untuk memberi pernyataan tentang politik seperti yang diungkap oleh Rektor Unika.
“Tidak ada sama sekali (arahan apresiasi kinerja Jokowi). Sebelum kami melakukan wawancara dan testimoni kami sudah sampaikan kepada para tokoh yang kami maksudkan bahwa hasil testimoni akan kami publish karena tujuan kami agar pesan dari tokoh ini sampai khalayak ramai ajakan-ajakannya,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa video ajakan untuk mewujudkan situasi kondusif pada Pemilu 2024 ini dilakukan secara sukarela tanpa adanya paksaan dari siapapun yang dihubungi oleh pihak kepolisian.
“Tidak ada paksaan terhadap siapa saja yang kita hubungi yang kami anggap layak untuk berikan testimoni atau pesan kamtibmas di Kota Semarang. Ada beberapa yang menolak, tapi banyak yang mensupport kegiatan ini,” ungkap Irwan.***
Penulis: Niawati
Editor: Nurul Huda
