Tuturpedia.com – Sejumlah pelajar dari peserta Perkemahan Ilmiah Remaja (PIR) Regional Sulsel XV tahun 2023 melakukan penelitian terkait lingkungan.
Penelitian peserta PIR, berlangsung di Kawasan Hutan Manggrove Luppung Desa Manyampa Kecamatan Ujungloe, Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (20/7/2023).
Puluhan pelajar dari berbagai daerah di Sulsel tersebut, terbagi dalam beberapa kelompok guna mengamati secara langsung kawasan di hutan manggrove Luppung.
Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui wawancara. Sumber informannya antara lain pengunjung, Pengurus Pokdarwis Mangrove Manyampa.
Ada pula dari Karang Taruna Desa Manyampa, warga sekitar Dusun Luppung, aparat desa dan Mahasiswa KKN Tematik Universitas Hasanuddin.
Kegiatan PIR Regional Sulsel, terselenggara berkat kerjasama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Pemkab Bulukumba, melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bulukumba.
Kegiatan tersebut bertujuan guna meningkatkan kesadaran lingkungan demi terciptanya pemuda unggul melalui konsep ecotourisem
Kepala Disparpora Bulukumba, Feryawan Fahmi, berharap PIR ini dapat memunculkan gagasan dan ide kreatif dalam mengatasi permasalahan lingkungan sekitar.
Tentunya, kata dia, dengan metode ilmiah sehingga bisa menjadi bahan rujukan kedepan.
“Pemda berharap agar melalui kegiatan Perkemahan Ilmiah Remaja ini peserta dapat memunculkan ide kreatif sekaligus dapat berpikir kritis serata inovatif dalam mengatasi permasalahan di lingkungan sekitar,” ucapnya.
“Disamping itu memberikan pemahaman mendasar mengenai metodologi penelitian ilmiah,” sambungnya.
Selain melakukan wawancara langsung, pelajar juga melakukan pengujian sampel air, pasir, tanah tempat tumbuhnya mangrove dan rumah berbagai biota laut, terutama bagian pesisir.
Kali Pertama Jadi Penelitian Pelajar
Sementara itu, Kepala Desa Manyampa, Abbas Madda, memberikan ucapan selamat datang dan menyambut baik kunjungan pelajar dari berbagai kabupaten tersebut.
“Menjadi kebahagiaan tersendiri dikunjungi oleh banyak siswa dari berbagai daerah, anak muda sebagai pemilik kekuatan terkhusus dalam berkarya,” tuturnya.
Abbas mengatakan, kawasan Mangrove Luppung ini kerap dikunjungi sebagai pilihan lokasi penelitian oleh mahasiswa.
“Dan itu adalah salah satu cita-cita besar kami sejak diresmikannya kawasan ekowisata ini,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, kunjungan pelajar untuk riset adalah kali pertama.
“Dan tentu kedepannya kita terbuka untuk dikunjungi oleh siswa dari berbagai sekolah dalam hal melakukan pembelajaran,” kata Abbas.
Menurutnya, dalam lokasi penelitian tersebut, ada banyak kekayaan yang tersimpan, seperti pengetahuan tentang manfaat mangrove.
“Kondisinya yang setelah diteliti menghasilkan karya ilmiah itu karya besar menjadi acuan untuk yang juga melakukan penelitian,” pungkasnya.***
Penulis: Arie
Editor: M. Rain Daling