Tuturpedia.com – Dalam beberapa hari ke depan, umat muslim akan menyambut bulan Ramadan yang kemudian merayakan Idulfitri.
Dikutip Tuturpedia.com dari laman setkab.go.id pada Selasa (27/2/2024), dalam mempersiapkan momentum tersebut, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memimpin sidang kabinet paripurna (SKP) untuk membahas persiapan Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2/2024).
Pada SKP tersebut, Jokowi meminta pada seluruh jajarannya untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan sekaligus mempercepat pembagian bantuan kepada masyarakat.
Hal ini dimaksudkan untuk mendukung aktivitas masyarakat muslim selama bulan Ramadan dan Idulfitri.
“Saya minta seluruh kementerian/lembaga yang terkait supaya waspada dan memastikan masyarakat dapat beribadah dengan tenang dan khusyuk. Oleh sebab itu, saya minta utamanya menjaga persediaan pangan dan juga stabilitas harga pangan, terutama bahan pokok. Dan juga percepatan pembagian seluruh paket perlindungan sosial dan jaminan sosial,” ujar Jokowi.
Selain stabilitas harga pangan, Jokowi juga memerintahkan kementerian terkait agar dapat memastikan kesiapan infrastruktur dan moda transportasi guna mendukung arus mudik lebaran tahun 2024.
“Cek betul kesiapan infrastruktur dan moda transportasi yang akan digunakan mudik oleh masyarakat. Saya kira itu setiap tahun kita selalu persiapkan, karena ini adalah event tahunan,” sambungnya.
Pada SKP tersebut, Jokowi pun membahas Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kerangka Ekonomi Makro (KEM), dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) tahun 2025.
Terkait bahasan tersebut, Jokowi menekankan jajarannya agar dapat menjaga keberlanjutan pembangunan dalam penyusunan RKP dan kebijakan fiskal, dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian global saat ini.
“RKP tahun 2025 dan Kebijakan Fiskal ini adalah jembatan untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengakomodasi program-program presiden terpilih hasil Pilpres 2024. Tapi, ini juga kita sambil menunggu hasil perhitungan resmi dari KPU, maka RAPBN tahun 2025 harus disiapkan dengan memperhatikan hasil pilpres karena yang menjalankan APBN 2025 adalah presiden terpilih,” tuturnya.
“Kita tahu semuanya bahwa beberapa negara ekonominya sudah masuk ke resesi, seperti Jepang, Inggris, baru saja masuk ke resesi itu, sehingga antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan juga harus mencerminkan kehati-hatian, tapi optimisme dan kredibilitas juga tetap harus kita jaga. Lakukan penajaman fokus program pemerintah pusat dan daerah dengan menyiapkan contingency plan, jika terjadi gejolak dan krisis,” pungkasnya.***
Penulis: Sri Sulistiyani
Editor: Annisaa Rahmah