Indeks

Pihak Kepolisian Ungkap Kronologi Pembunuhan dan Rudapaksa Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman

Polisi ungkap kronologi kematian Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman. Foto: instagram.com/humaspoldasumbar
Polisi ungkap kronologi kematian Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman. Foto: instagram.com/humaspoldasumbar

Tuturpedia.com – Misteri kematian gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) diungkap oleh pihak kepolisian. 

Dikutip Tuturpedia.com, Jumat (20/9/2024), Indra Septiarman atau IS (26) diketahui melakukan rudapaksa dan membunuh Nia Kurnia Sari (18) di Padang Pariaman. 

Kemudian jasadnya dikubur di lahan perkebunan dengan kedalaman kurang lebih 1 meter. 

Menurut Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, aksi kejam IS bermula saat Nia melakukan rutinitasnya berjualan gorengan seperti biasanya. 

Nia memang biasa menjajakan gorengan setiap hari lantaran dia merupakan tulang punggung keluarga. 

Gadis penjual gorengan itu sebelum dinyatakan hilang rupanya bertemu dengan empat orang warga, di mana salah satunya ialah IS pelaku yang sudah diamankan pihak kepolisian. 

“Empat orang ini di antaranya adalah tersangka ini. Korban dipanggil untuk dibeli dagangannya,” ucap Suharyano, Jumat (20/9/2024).

Setelah menjajakan gorengan yakni sekitar pukul 18.25 WIB, pelaku bertemu dengan Nia yang hendak pulang. Kemudian niat untuk melakukan rudapaksa terhadap gadis penjual gorengan itu muncul di benak IS. Ia bahkan sudah mempersiapkan tali rafia untuk melancarkan aksinya.

“Ada niat jahat tersangka untuk menghadang korban. Akhirnya, niat untuk merudapaksa itu terjadi. Sudah ada niat, tali rafia dipersiapkan,” lanjutnya. 

Kemudian pelaku yang melihat gadis berusia 18 tahun itu segera menyergap korban. Gadis yang biasa berjualan gorengan di sore hari itu pun sempat memberikan sedikit perlawanan. Sebelum akhirnya korban kemudian diikat oleh pelaku menggunakan tali rafia dan disekap hingga kehabisan napas atau tidak sadarkan diri. 

Usai gadis malang itu tak sadarkan diri, dengan kejamnya IS menyetubuhi korban. Sementara itu, pihak kepolisian juga masih mendalami apakah korban saat itu pingsan atau sudah meninggal saat disetubuhi oleh pelaku. 

“Korban disekap, mulutnya ditutup. Apakah korban pingsan atau meninggal, dipastikan ahli forensik,” ungkapnya.

Menurut penuturan kepolisian, IS awalnya tak berniat membunuh korban melainkan hendak melakukan rudapaksa.

Namun lantaran situasi saat itu tak terkendali hingga korban tak sadarkan diri, pelaku akhirnya menghanyutkan korban di air dengan cara ditarik bajunya sampai akhirnya beberapa meter dari sungai itu korban dikuburkan tanpa busana. 

Tak lupa IS juga menutupi bekas kuburan NKS dengan dedaunan dan ranting agar tak ditemukan dan tak menimbulkan kecurigaan. 

Petugas saat ini masih mendalami apakah korban dan pelaku saling mengenal, namun besar dugaan keduanya tidak ada hubungan, baik itu secara pernah bertemu atau bertatap muka, dugaan sementara keduanya baru bertemu pada hari kejadian. 

Selain itu, pihak kepolisian juga meyakini jika sejak awal motif IS merupakan rudapaksa.***

Penulis: Niawati

Editor: Annisaa Rahmah

Exit mobile version