Tuturpedia.com – Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan melaksanakan rangkaian kampanye bertajuk Desak Anies, pada Senin (15/01/2024) di Ambon.
Seorang petani pala dan cengkeh bernama Afan memberikan pertanyaan kepada Anies mengenai harga komoditas pala dan cengkeh yang dinilai belum menyejahterakan petani.
“Harga pala dan cengkeh ini yang memang belum bisa memberikan kesejahteraan full buat petani-petani pala dan petani cengkeh, dan seluruh petani komoditas lokal di Maluku. Jadi, bagaimana formula bapak untuk mengembalikan kejayaan petani pala dan petani cengkeh untuk kembali sejahtera pada zaman lalu dan harus kembali sejahtera di zaman sekarang,” tanya Afan.
Tak langsung menjawab, Anies terlebih dahulu meminta Afan untuk menceritakan apa yang terjadi di lapangan.
“Bung Afan, kalau boleh Bung Afan ceritakan apa yang terjadi dan apa yang harus diubah,” pinta Anies.
Menurut Afan, perlu adanya regulasi yang mengatur harga pala dan cengkeh di Maluku.
“Soal harga pala dan cengkeh tidak harus ikut harga Surabaya lagi, tapi kami harus punya harga sendiri dan regulasi itu belum ada di Maluku. Jadi, bisa Pak Anies nanti ke depan membantu soal itu,” jawab Afan.
“Jadi begini, kalau boleh dijelaskan regulasi itu bermulanya sejak kapan dan apa dampaknya ke rekan-rekan petani?” tanya Anies kembali.
Afan pun menjelaskan bahwa saat pemerintahan Gus Dur, harga komoditas lokal pala dan cengkeh masih lebih baik dibandingkan saat ini. “Soalnya cengkeh pada waktu itu harganya lebih tinggi daripada harga yang sekarang,” jelas Afan.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Afan, Anies pun memberikan jawaban. Ia menjelaskan bahwa dalam menyusun kebijakan terdapat aspek teknis.
“Oke prinsipnya begini, dalam menyusun kebijakan ada aspek teknis. Itu bisa disusun oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, kemudian juga di sini ada kantor-kantor Kanwil yang nanti akan mereka menerapkan,” papar Anies.
Lebih lanjut, Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan jika kebijakan perdagangan harus memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan bagi pihak-pihak yang kecil.
“Tapi filosofinya, nilainya, pegangannya harus ada. Jadi, kami akan mengambil prinsip dan itu kami terapkan di banyak sektor bahwa kebijakan tata niaga harus membuat yang kecil tumbuh berkembang, jangan yang kecil mati,” tegas Anies.
“Tata niaganya harus begitu, tata niaga tidak boleh memusuhi yang besar. Tapi jangan yang kecil dihambat untuk tumbuh dan berkembang, dengan prinsip itu dibuat regulasi yang sesuai. Jadi, buat teman-teman petani cengkeh terutama yang ukurannya mikro kecil biasanya yang paling terdampak dalam kebijakan itu,” lanjutnya.
Apabila dirinya terpilih menjadi presiden, Anies akan merancang kebijakan yang mampu mewujudkan kesetaraan, khususnya kebijakan harga.
“Nah, kami akan siapkan kebijakan untuk membuat agar ada kesetaraan termasuk dalam kebijakan harga. Jadi, aspek teknisnya nanti akan disusun, tapi prinsipnya tidak boleh ada kebijakan yang membuat yang kecil terus makin kecil, yang kecil harus bisa berkembang,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Anies dan pihaknya hendak lebih banyak mempromosikan tentang Indonesia dan jalur rempah. Pasalnya, hal tersebut adalah kekuatan sejarah yang luar biasa.
“Jadi, komoditas-komoditas ini adalah komoditas yang harus diprioritaskan untuk perbaikan tata niaganya ya. Kami jadikan masukan untuk disusun kebijakannya,” pungkas Anies sebagai penutup jawabannya.***
Penulis: Ixora F
Editor: Nurul Huda