banner 728x250

Pesantren Sastra Semarang Bincang dan Diskusi Buku ‘Penyair Sebagai Mesin’

TUTURPEDIA - Pesantren Sastra Semarang Bincang dan Diskusi Buku ‘Penyair Sebagai Mesin’
Pesantren Sastra Semarang bincang dan diskusi buku ‘Penyair Sebagai Mesin’, di pelataran Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Sabtu (15/7/2023) malam. FOTO: Rizal Akbar
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Pesantren Sastra Semarang, menggelar kegiatan bincang dan diskusi buku ‘Penyair Sebagai Mesin’, karya Martin Suryanjana.

Kegiatan tersebut, berlangsung di pelataran Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Sabtu (15/7/2023) malam. Dihadiri  Martin Suryanjana sebagai penulis buku.

Pesantrn Sastra juga menghadirkan Gus Malkan Junaidi, sebagai pembedah buku, serta Adin Hysteria sebagai moderator dalam kegiatan tersebut.

Tampak hadir pula, Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin, serta  beberapa penyair, seniman, dan pegiat kebudayaan seperti Timur Sinar Suprabana, Kang Putu, Tan Markaban.

Mentari Isnaini juga hadir dan menampilkan pertunjukan tari sebagai respon terhadap buku karya Martin Suryanjana sebelum diskusi dimulai.

Kemudian, Beno Siang Pamungkas, selaku pengasuh Pesantren Sastra juga hadir didampingi oleh Damar Sinuko (pemilik angkringan cuplik).

Dalam sambutannya, Beno menjelaskan latar belakang berdirinya Pesantren Sastra.

“Istilah pesantren ini jangan dianggap sebagai tempatnya santri saja. Tapi pesantren juga bisa meluas ke sektor lain,” ucapnya.

“Kenapa namanya Pesantren Sastra? Ya karena memang saya pahamnya itu,” sambung Beno.

TUTURPEDIA - Pesantren Sastra Semarang Bincang dan Diskusi Buku ‘Penyair Sebagai Mesin’
Pesantren Sastra Semarang bincang dan diskusi buku ‘Penyair Sebagai Mesin’, di pelataran Taman Budaya Raden Saleh Semarang, Sabtu (15/7/2023) malam. FOTO: Rizal Akbar

Dia mengatakan, diskusi tersebut merupakan Langkah awal yang digagas oleh Pesantren Sastra.

“Semoga nantinya bisa berkembang lagi, jadi nanti bisa membahas film, musik, dan seni yang lain,” tutur Beno.

Pesantren Sastra , kata dia, adalah ruang alternatif yang sifatnya murni swadaya. Ia pun berharap, kegiatan tersebut dapat terus berlanjut.

“Semoga kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut,” tutup Beno.

Sejalan dengan itu, Damar Sinuko, sebagai Pemilik Angkringan Cuplik, dalam sambutannya juga turut menyampaikan harapan.

“Pesantren sastra ini semoga dapat merangsang sastrawan asal Semarang agar tetap membanggakan nama kota Semarang,” ucap Damar, saat mendampingi Beni Siang Pamungkas.

Damar juga berharap semoga kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Semarang.

“Semoga kegiatan ini juga mendapatkan support dari Pemerintah Kota Semarang,” tutup Damar.***

Kontributor Jateng: Rizal Akbar 

Editor: M. Rain Daling

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses