banner 728x250
Health  

Pertama Kalinya, Pemilik Vaksin AstraZeneca Akui Produknya Menimbulkan Efek Samping TTS

Pihak AstraZeneca akui vaksin Covid-19 miliknya menimbulkan efek samping. Foto: pixabay.com/johaehn
Pihak AstraZeneca akui vaksin Covid-19 miliknya menimbulkan efek samping. Foto: pixabay.com/johaehn
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Untuk pertama kalinya setelah gugatan, pihak AstraZeneca pada dokumennya mengklarifikasi bahwa vaksin Covid yang banyak digunakan bermerek Covishield, dapat menyebabkan efek samping yang jarang terjadi.

Hal itu termasuk pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah.

Dilansir Tuturpedia dari laman The Telegraph, Kamis (2/5/2024), raksasa farmasi AstraZeneca digugat dalam class action atas klaim bahwa vaksinnya menyebabkan kematian dan cedera serius dalam puluhan kasus sejak 2021. 

Covishield sendiri dikembangkan oleh perusahaan Inggris-Swedia yang bekerja sama dengan Oxford University, Inggris dan diproduksi oleh Serum Institute of India. Vaksin tersebut dikelola secara luas di lebih dari 150 negara.

Para pengacara di pihak penggugat berpendapat bahwa vaksin itu menimbulkan efek samping yang berdampak buruk pada beberapa keluarga.

Kasus pertama diajukan tahun lalu oleh Jamie Scott, ayah dua anak, yang mengalami cedera otak permanen setelah mengalami pembekuan darah dan pendarahan di otak yang menghalanginya bekerja setelah menerima vaksin pada April 2021. Rumah sakit menelepon istrinya tiga kali untuk memberi tahu bahwa suaminya akan meninggal.

Setelah tiga tahun berlalu, dikutip Tuturpedia dari Pharmaceutical Technology, raksasa farmasi tersebut menulis dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi Inggris di bulan Februari.

“Diakui bahwa vaksin AstraZeneca, dalam kasus yang sangat jarang, dapat menyebabkan TTS. Mekanisme penyebabnya tidak diketahui,” tulis pihak AstraZeneca dalam dokumennya. 

TTS merupakan singkatan dari Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome. Kondisi ini menyebabkan orang mengalami pembekuan darah dan jumlah trombosit darah yang rendah. 

Sebanyak 51 kasus telah diajukan ke pengadilan tinggi oleh korban dan keluarga korban. Selain itu, penggugat juga dilaporkan meminta kompensasi senilai sekitar GBP 100 juta.

Sebelum diketahui memiliki efek samping, beberapa penelitian yang dilakukan selama pandemi menunjukkan bahwa vaksin Covishield 60 hingga 80 persen efektif dalam melindungi terhadap virus corona baru.

AstraZeneca melaporkan bahwa dua miliar dosis vaksinnya telah dipasok ke negara-negara di seluruh dunia kurang dari 12 bulan setelah persetujuan pertama. 

Raksasa farmasi ini juga memperoleh keuntungan dari vaksin Covid-19 untuk pertama kalinya pada tahun 2022 dan melaporkan bahwa mereka telah mengirimkan sekitar 102 juta dosis vaksinnya melalui COVAX pada kuartal 4 di tahun 2022.***

Penulis: Anna Novita Rachim.

Editor: Annisaa Rahmah.