Tuturpedia.com – Pada Minggu (12/5/24) Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah membuka perbatasan baru ke Jalur Gaza utara setelah badan-badan bantuan mengecam Israel karena tidak ada bantuan yang sampai ke penduduk Palestina di wilayah tersebut.
Dikutip dari laman Barron, Senin (13/5/24) PBB menginformasikan bahwa setelah jalur perbatasan di Rafah yang sebelumnya digunakan untuk menyalurkan bantuan diserang, Palestina tidak dapat menerima bantuan melalui dua jalur penyeberangan utama Gaza dalam beberapa hari terakhir.
Sejak Selasa (7/5/24), tank-tank Israel memasuki Rafah di Gaza selatan. Kendaraan perang tersebut akhirnya menghambat pasokan bantuan yang akan masuk ke Gaza.
Pihak Israel bersikeras larangan bantuan yang masuk ke Gaza tersebut didasari oleh alasan keamanan. Namun, setelah kecaman yang didapatkan Israel akhirnya membuka perbatasan baru.
Menurut pihak militer Israel, perbatasan baru tersebut terletak di sebelah barat perlintasan Erez, lebih dekat ke tepi laut. Pihak Israel juga menambahkan bahwa perbatasan baru itu dibangun oleh militer Israel sebagai upaya untuk meningkatkan rute bantuan ke Gaza, khususnya di bagian utara jalur tersebut.
Setelah dibukanya perbatasan baru tersebut, militan Israel yang menjaga perbatasan mengatakan jika telah ada sekitar 30 truk yang terlihat memasuki wilayah tersebut dari wilayah utara.
“Hari ini, puluhan truk tepung dikoordinasikan dari Pelabuhan Ashdod atas nama organisasi WFP setelah menjalani pemeriksaan keamanan,” kata pernyataan militer Israel.
35.000 Warga Palestina Tewas
Hingga Senin (13/5/24) PBB mencatat, Israel telah membunuh lebih dari 35.000 warga Palestina sejak meningkatnya serangan Israel pada 7 Oktober 2023 kemarin.
Semakin bertambahnya korban jiwa di Palestina, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres menyerukan untuk segera melakukan pembebasan tanpa syarat semua tawanan yang ditahan oleh Hamas serta segera meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Guterres juga terus menyerukan adanya gencatan senjata yang terjadi di Palestina. Menurutnya, untuk saat ini gencatan senjata akan menjadi permulaan.
Akan ada perjalanan panjang yang akan ditempuh untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen dan penyembuhan trauma pasca tragedi.****
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda













