Tuturpedia.com – Setelah gencatan senjata berakhir menurut seorang pejabat senior Hamas pada Sabtu dalam sebuah pernyataan di Telegram menyatakan jika sandera Israel yang tersisa di Gaza adalah tentara dan mantan tentara.
Namun, serangan brutal kembali dilayangkan oleh pihak Israel dan menewaskan ratusan warga Palestina selama kurang dari 24 jam. Israel juga melarang truk bantuan memasuki Jalur Gaza pada Jumat melalui perbatasan Rafah.
Dikutip dari laman Anadolu Ajansi, Senin (4/12/23) setidaknya ada 193 warga Palestina telah tewas dan 652 terluka sejak Jumat dalam serangan udara Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Hal tersebut membuat para tentara pejuang Palestina yang bergabung dalam kelompok Hamas geram. Hamas secara konsisten menyatakan kesiapannya untuk membebaskan sandera asing tanpa menuntut pertukaran tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Mereka juga mengatakan, tidak akan ada negosiasi kembali mengenai pertukaran tahanan selama Israel masih melakukan genosida di wilayah Palestina.
Saleh Al-Arouri, wakil kepala biro politik kelompok perlawanan Palestina menekankan bahwa anak-anak dan perempuan Israel yang disandera tidak akan dianiaya dan akan dibebaskan.
Surat pernyataan resmi dari Hamas mengenai peniadaan negosiasi pun tersebar di media sosial. Salah satunya di media sosial X, akun @SyakhSulaiman yang membagikan isi surat tersebut.
“Kami menuntut seluruh kekuatan dunia untuk mengakhiri pendudukan tanah kami dan Al-Quds kami. Kami siap membayar harga untuk kebebasan dan tidak akan menerima apapun selain kemerdekaan kami.
Kami mendapat informasi bahwa agresi akan kembali terjadi di Gaza setelah operasi pertukaran tahanan sipil.
Tidak akan ada pertukaran tawanan selama agresi terus berlanjut di Gaza. Kami berada dalam pertempuran pembebasan, dan penjajah harus meninggalkan tanah kami.
Kami telah mengusulkan penyerahan orang lanjut usia di atas 60 tahun dengan imbalan pembebasan tahanan kami yang berusia di atas 60 tahun. Upaya terus dilakukan, dan saudara-saudara kita di Qatar berupaya mengekang agresi Israel di Gaza.
Kelas penguasa di entitas Zionis berkepentingan untuk melanjutkan agresi karena jika agresi berhenti maka perannya akan berakhir dan Netanyahu akan masuk penjara.
Perlawanan, yang dipimpin oleh Hamas, gigih di Gaza, dan kami yakin rakyat Palestina akan mengusir pendudukan tersebut.
Setiap kejahatan Israel terhadap rakyat kami mempercepat berakhirnya pendudukan.
Saya salut kepada saudara-saudara kita di Lebanon, Irak, dan Yaman, dan kami menyerukan kepada semua negara Arab dan Islam untuk melawan pendudukan.
Sebuah negara Arab menerima pemimpin entitas Zionis pada saat ini adalah hal yang sulit bagi kami, tidak logis, dan kami menentang normalisasi pendudukan.”
Dikutip dari laman Al Jazeera, selama 57 hari peperangan antara Israel dan Palestina kembali memanas, Israel diketahui telah mengabaikan seruan internasional untuk menyelamatkan warga sipil karena telah melancarkan lebih dari 400 serangan dalam satu hari terakhir.
Presiden Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, “Perang akan terus berlanjut sampai kita mencapai semua tujuan kita.”***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Nurul Huda