Jakarta, Tuturpedia.com — Dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia 2025, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Pertamedika menyelenggarakan Webinar NERS (Nursing Education, Research, and Sharing) Series #1 dengan mengangkat tema “The Rhythm of Life: Jurus Jitu Memahami Irama Jantung”. Kegiatan yang berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting pada 29 Oktober 2025 tersebut diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
Webinar ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan bertema besar “Kolaborasi Sehat Negeriku: Nakes Angkat Bicara, Indonesia Sehat” yang digagas STIKes Pertamedika sebagai ruang edukasi dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan. Peserta terdiri dari mahasiswa kesehatan, tenaga kesehatan, hingga praktisi klinis yang berasal dari berbagai institusi. Kegiatan ini juga terselenggara melalui kerja sama dengan IHC Training Center.

Ketua STIKES Pertamedika, Ns. Maryati, S.Sos., S.Kep., MARS., dalam sambutan pembukaan menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menghadapi tantangan kesehatan di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan penyakit jantung.
“Momentum Hari Stroke Sedunia 2025 harus menjadi pengingat bahwa tenaga kesehatan memiliki peran besar dalam menjaga denyut kehidupan bangsa. Melalui NERS Series, kami ingin meneguhkan semangat kolaborasi, berbagi pengetahuan, dan memperkuat kompetensi tenaga kesehatan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan berdaya,” ujarnya.
Bahas Pentingnya Deteksi Dini Gangguan Irama Jantung
Materi pertama dalam webinar menghadirkan narasumber Ns. Achirman, S.K.M., S.Kep., M.Kep., yang merupakan Praktisi Keperawatan Kritis sekaligus Wakil Ketua III STIKES Pertamedika. Dalam sesi bertajuk “Dari Strip ke Makna: Langkah Praktis Interpretasi EKG,” Achirman memaparkan secara komprehensif mengenai teknik dan langkah sistematis membaca Elektrokardiografi (EKG) serta pentingnya deteksi dini gangguan irama jantung.
Pada paparannya, ia menjelaskan bahwa pemahaman terhadap EKG tidak hanya terkait kemampuan membaca gelombang, melainkan juga memahami makna dari setiap perubahan ritme yang muncul untuk kepentingan klinis.
Achirman menilai bahwa kemampuan interpretasi EKG merupakan keterampilan esensial bagi tenaga kesehatan, terlebih bagi mereka yang bertugas di instalasi gawat darurat (IGD), ICCU, dan ruang intensif lainnya. Deteksi dan penanganan cepat dinilai dapat mengurangi risiko fatal pada pasien dengan gangguan kardiovaskular.
Kupas Penatalaksanaan SKA dan Penggunaan Defibrilator
Materi kedua menghadirkan Ns. Irvantri Aji Jaya, M.Kep., Sp.Kep.M.B., praktisi keperawatan kardiovaskular dan emergency dari RSUP Jantung Harapan Kita Jakarta. Ia membawakan materi bertajuk “From Rhythm to Rescue: EKG, Defibrilator, dan Strategi Penatalaksanaan Sindrom Koroner Akut (SKA) yang Tepat.”
Dalam sesi tersebut, Irvantri menekankan pentingnya kecepatan respons dan ketepatan penatalaksanaan pada pasien dengan kasus gangguan jantung akut, khususnya Sindrom Koroner Akut (SKA) yang menjadi salah satu kondisi dengan tingkat kematian tinggi.
Ia memaparkan bahwa kemampuan tenaga kesehatan dalam mengidentifikasi irama jantung abnormal melalui EKG, memahami indikasi penggunaan defibrilator, serta menentukan intervensi klinis yang tepat menjadi unsur penting dalam keberhasilan penyelamatan pasien.
Paparan Irvantri juga menegaskan bahwa pengelolaan pasien SKA memerlukan koordinasi tim medis yang baik, mulai dari assessment, tindakan medis, hingga stabilisasi pasien. Selain itu, pembekalan pengetahuan yang memadai bagi tenaga kesehatan dinilai dapat mempercepat pengambilan keputusan dan mengurangi risiko komplikasi pada pasien.
Perkuat Kapasitas SDM Kesehatan untuk Indonesia Sehat 2045
Melalui penyelenggaraan Webinar NERS Series #1, STIKES Pertamedika menegaskan komitmennya menjadi bagian dari transformasi pendidikan keperawatan di Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan literasi kesehatan, tetapi juga menjadi wadah kolaborasi bagi tenaga kesehatan dari berbagai daerah untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, dan praktik klinis terbaru.
Dengan mengangkat tema besar “Kolaborasi Sehat Negeriku: Nakes Angkat Bicara, Indonesia Sehat,” webinar ini diharapkan dapat memacu lahirnya tenaga kesehatan yang berkompeten dan adaptif terhadap perkembangan ilmu kesehatan modern. Hal ini sejalan dengan target pembangunan kesehatan nasional menuju Indonesia Sehat 2045, di mana peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu pilar utama.
Sejumlah peserta memberikan respons positif terhadap penyelenggaraan webinar tersebut karena materi yang disampaikan dinilai relevan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan saat ini. Selain itu, adanya pendekatan praktis pada kedua sesi materi memungkinkan peserta memahami pengaplikasian ilmu secara langsung dalam praktik klinis.
Berlanjut ke NERS Series Berikutnya
Dengan tingginya minat peserta, STIKES Pertamedika berencana akan melanjutkan webinar ini dalam format seri (series) dengan topik yang semakin mendalam terkait isu-isu kesehatan terkini. Ke depan, NERS Series diharapkan menjadi program edukasi berkelanjutan yang dapat menjangkau lebih luas tenaga kesehatan di Indonesia.
STIKES Pertamedika menegaskan akan terus mendukung program peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui inovasi pendidikan, kolaborasi institusi, dan integrasi ilmu pengetahuan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan modern.

















