banner 728x250

Perdana Menteri Israel Bentuk Pemerintahan Darurat dan Kabinet Perang untuk Lawan Hamas

Israel bentuk pemerintahan darurat dan kabinet perang untuk lawan Hamas. FOTO: Tangkapan layar YouTube IsraeliPM
Israel bentuk pemerintahan darurat dan kabinet perang untuk lawan Hamas. FOTO: Tangkapan layar YouTube IsraeliPM
banner 120x600
banner 468x60

Tuturpedia.com – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu telah membentuk pemerintahan darurat untuk perang Hamas-Israel pada Rabu (11/10/2023) kemarin.

Sebelumnya, perang Hamas vs Israel sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu, yang sedikitnya menewaskan 1.200 orang atas serangan itu.

Dikutip Tuturpedia.com dari CBS News (12/10/2023), pembentukan pemerintahan dan kabinet perang ini akan berfokus pada isu-isu perang yang dipimpin oleh PM Netanyahu, Benny Gantz sebagai tokoh oposisi senior dan mantan menteri pertahanan Israel serta Yoav Gallant selaku menteri pertahanan Israel saat ini.

“Setelah pertemuan yang diadakan hari ini, keduanya (Netanyahu dan Benny Gantz) sepakat untuk membentuk pemerintahan darurat dan kabinet perang,” ujar Benny Gantz, dilansir Tuturpedia.com dari WION (12/10/2023).

Di dalam pidato, Perdana Menteri Netanyahu menyampaikan bahwa mereka telah memisahkan perbedaan mereka, “karena nasib negara kita dipertaruhkan.”

“Kami sedang melawan musuh yang kejam, lebih kejam daripada ISIS,” ucap Netanyahu.

Sementara itu, Benny Gantz melalui akun media sosial X @gantzbe menulis, “saat ini hanya ada satu kubu, kubu bangsa Israel. Dan kami akan menang.”

Hal ini sehubungan dengan yang disampaikan Gantz yang dikutip melalui Reuters, kali ini adalah waktunya untuk bersatu dan meraih kemenangan.

“Ada waktu untuk damai dan ada waktu untuk perang. Sekarang adalah waktu untuk perang,” tutur Gantz.

Pernyataan bersama dari pihak Israel menuturkan dengan adanya pemerintah darurat ini tidak akan mengambil kebijakan maupun undang-undang yang terkait selama pertempuran melawan Hamas.

Adapun terbentuknya kabinet ini terdiri dari dua orang yang ahli di bidang strategi militer, yakni Gantz dan Eisenkot selaku mantan kepala staf militer Israel.

Meski begitu, masih ada perpecahan politik di Israel. Dalam pembentukan kabinet perang, pemimpin oposisi utama Israel alias Yair Lapid belum menanggapi tawaran untuk bergabung.

Yang sepertinya mitra pemerintah yang lain, yakni partai sayap kanan akan tetap berada di tempat untuk menyelesaikan isu-isu non-perang.

Di tengah terjadinya perang antara Hamas dan Israel, sekitar 250.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di Gaza.

Sebagian dari mereka ada yang mendiami sekolah-sekolah PBB, dan sebagian lainnya mencari tempat tinggal yang aman di wilayah antara Israel, Mesir, dan Laut Mediterania.

Pembangkit listrik di Gaza kehabisan bahan bakar dan ditutup pada Rabu kemarin, hanya tersisa beberapa lampu dari generator pribadi yang menyala.***

Penulis: Annisaa Rahmah

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses