Indeks

Perbedaan Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan, Kenali Gejalanya di Sini!

Gejala baby blues ini wajib diwaspadai, bisa jadi awal dari depresi pasca melahirkan! (Foto: Freepik)
Gejala baby blues ini wajib diwaspadai, bisa jadi awal dari depresi pasca melahirkan! (Foto: Freepik)

Tuturpedia.com – Baby blues bisa menyerang siapapun, baik saat kelahiran anak pertama maupun anak ketiga. Kelahiran bayi dapat memicu berbagai emosi yang kuat, mulai dari kegembiraan, rasa syukur, ketakutan, hingga kecemasan. 

Beberapa emosi ini bisa muncul dikarenakan beberapa faktor, seperti perubahan fisik, perubahan hormon, kurang tidur, hingga perubahan pola makan dan kehidupan. 

Faktanya, sebagian besar ibu baru mengalami baby blues setelah melahirkan. Mereka akan sering menangis, mood yang mudah berubah, konsentrasi yang kurang, hingga mudah marah.

Biasanya, baby blues akan muncul dalam waktu dua sampai tiga hari pertama setelah melahirkan dan dapat berlangsung hingga dua minggu. 

Untuk seseorang yang memiliki anggota keluarga yang hendak melahirkan, ada baiknya mengetahui informasi lebih lanjut tentang baby blues ini. Selain menambah wawasan, seseorang juga bisa lebih sigap saat baby blues terjadi pada anggota keluargamu. 

Dikutip dari berbagai sumber, Sabtu (12/8/2023), berikut ini penjelasan lengkap baby blues yang sering dialami oleh para ibu. Simak informasinya di bawah ini, ya Tuturpedians!

Apa Itu Baby Blues?

Istilah baby blues sendiri mengacu pada sebuah perubahan suasana hati dan perasaaan yang terjadi pada minggu pertama seseorang melahirkan bayi. 

Setelah melahirkan, tubuh seseorang akan mengalami fluktuasi hormon yang ekstrem. Kehamilan, persalinan, hingga menyusui, semua yang seorang ibu rasakan ini terjadi begitu cepat. Perubahan hormonal tersebut juga dapat mempengaruhi kondisi pikiran ibu pasca persalinan.

Kemungkinan penyebab lainnya?

Periode pascapersalinan adalah masa orang tua tidak tidur secara teratur (atau mungkin lebih banyak) dan menghadapi semua perubahan besar dalam rutinitas dan gaya hidup yang datang dengan bayi yang baru lahir. Semua faktor ini bergabung untuk membuka jalan bagi baby blues.

Gejala Baby Blues yang Harus Diperhatikan

Tanda dan gejala baby blues meliputi perubahan perubahan mood yang cepat, menangis, merasa cemas, stres, atau kewalahan. Seseorang juga mungkin merasa sulit untuk tertidur atau terlalu sering tertidur, bahkan saat bayi dalam keadaan tenang.

Berikut ini beberapa tanda dan gejala lainnya yang mungkin bisa terjadi:

  • Menangis saat berhadapan dengan bayi atau menangis tanpa alasan karena pemicu kecil
  • Mengalami perubahan suasana hati atau menjadi sangat mudah tersinggung
  • Merasa tidak terikat atau tidak terikat dengan bayinya
  • Merasa ada bagian yang hilang dari kehidupan lamanya, seperti kebebasan untuk pergi keluar bersama teman
  • Merasa khawatir atau merasa cemas tentang kesehatan dan keselamatan bayinya
  • Merasa gelisah atau mengalami insomnia, meskipun sedang merasa kelelahan
  • Kesulitan untuk membuat keputusan mudah atau sulit untuk berpikir jernih

Cara Tepat Menangani Baby Blues

Apa yang bisa kamu lakukan jika ada anggota keluarga atau mungkin dirimu terkena baby blues?

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membantu seseorang melewati masa sulitnya ini. Namun, hal yang paling penting ialah tetap menjaga kesehatan fisik dan mentalnya terlebih dahulu. 

Berikut ini beberapa tips yang mungkin akan membantu menangani baby blues pada ibu melahirkan:

  • Menemui dokter atau bantuan praktis dan mendapatkan dukungan emosional dari teman.
  • Cobalah untuk tetap jaga pola makan yang sehat dan bergizi.
  • Tetap aktif dan pertahankan hubungan sosial, seperti berkomunikasi dengan teman dan sanak saudara.
  • Ambil kesempatan untuk tidur ketika bayi tenang atau tertidur.
  • Gunakan teknik manajemen stres, seperti relaksasi otot dan pernapasan dalam.
  • Istirahatkan tubuh terlebih dahulu dari pekerjaan rumah untuk sementara waktu. Selama baru melahirkan ibu dan bayi adalah prioritas utama dibandingkan yang lainnya. 

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Gejala baby blues biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah satu minggu berlalu. Tapi jika kamu melihat tanda tersebut tidak ada perubahan dalam jangka waktu tersebut, kondisi tersebut tentu perlu mendapatkan bantuan profesional. 

Coba komunikasikan kondisi tersebut dengan dokter umum, dokter kesehatan anak, atau ibu setempat. Bari tahu juga pada mereka bagaimana perasaan dan kondisi hati kamu atau anggota keluargamu saat terkena baby blues.

Para ahli akan membantu dan mengetahui lebih jauh, apakah yang dialami itu baby blues atau sudah berkembang pada tanda depresi atau kecemasan (anxiety).

Jika gejala yang terjadi masih dianggap ringan, hal yang dibutuhkan yaitu dukungan yang ekstra dari keluarga, teman, dan ahli kesehatan. Namun, jika gejala yang terjadi menjadi lebih parah, mungkin dokter akan merekomendasikan terapi atau pengobatan psikologis. 

Perbedaan Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan

Ketika seseorang mengalami baby blues, beberapa perasaan tidak nyaman akan muncul, seperti merasa murung, cemas, sulit tidur, hingga mudah menangis. Meskipun perasaan ini membuat seseorang tidak nyaman, tapi biasanya akan berlalu dengan cepat dan hilang dengan sendirinya tanpa perlu perlakuan khusus. 

Sementara itu, depresi pasca melahirkan biasanya akan berlangsung lebih lama dari baby blues atau lebih dari 2 minggu. Gejala yang timbul juga biasanya lebih parah, bahkan hingga mengganggu kehidupan normal seseorang. 

Tidak seperti baby blues, depresi pasca melahirkan ini biasanya perlu penanganan khusus karena tidak hilang dengan sendirinya dan sulit diatasi. 

Mungkin akan sulit untuk mengetahui apakah yang dirasakan oleh ibu melahirkan tersebut normal atau mungkin gejala awal dari depresi. Jika keraguan ini terjadi, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter atau bidan, ya!

Kondisi seperti ini membutuhkan dukungan yang penuh dari keluarga. Pastikan untuk selalu memperhatikan kondisi ibu hamil dan sering menanyakan kabar mereka, ya Tuturpedians. Siapa tahu mereka sedang butuh bantuanmu!

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Al-Afgani Hidayat

Exit mobile version