Indeks
Health  

Penyakit Leptospirosis Ramai Dibahas Warganet, Benarkah Sebabkan Kematian?

Penyakit leptospirosis jadi bahasan utama selama musim hujan. Foto: Freepik.com/Mateus Andre

Tuturpedia.com – Ramai dibahas di media sosial X mengenai penyakit Leptospirosis yang menjangkit beberapa orang di Solo, Jawa Tengah. 

Akun menfess @convomf membagikan salah satu postingan dari anonim yang mengatakan agar pengguna X lebih berhati-hati dengan penyakit leptospirosis dan mulai lebih memperhatikan kesehatan lingkungan. 

Hal tersebut juga didukung dengan tangkapan layar video yang menunjukkan seorang warga Solo yang tak percaya sang ibu meninggal setelah tiga hari mengeluh demam dan pusing. Namun ternyata sang ibu mengidap Leptospirosis. 

Selain di Solo, Dinas Kesehatan Yogyakarta juga membagikan jumlah penderita Leptospirosis selama 4 tahun terakhir. Menurut data Dinkes Yogyakarta, pada 2020, imbuhnya, penderita leptospirosis sebanyak 108 orang, meninggal 14 orang. 

Pada 2021 penderitanya 28 orang, meninggal lima orang. Kemudian, pada 2022 penderita leptospirosis meningkat menjadi 42 orang, meninggal 13 orang, dan 2023 penderitanya 53 orang, meninggal enam orang.

Gejala yang ringan yang dialami oleh penderita Leptospirosis tersebut menunjukkan bahwa penyakit tersebut lebih ganas dari yang dibayangkan sebelumnya.

Lantas, apa itu penyakit Leptospirosis itu? Apakah benar bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia? 

Dikutip dari beberapa sumber pada Senin (25/3/2024), berikut ini informasi lengkap tentang penyakit Leptospirosis yang penting untuk kamu ketahui!

Apa itu Leptospirosis?

Leptospirosis merupakan penyakit bakteri yang menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari genus  Leptospira

Leptospirosis dapat menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi saat terjadi hujan lebat atau badai. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui genangan banjir. 

Bakterinya sendiri berasal dari urin hewan yang terinfeksi, yang dapat masuk ke air atau tanah dan dapat bertahan hidup di sana selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. 

Banyak jenis hewan liar dan peliharaan yang membawa bakteri ini, seperti hewan ternak, babi, kuda, anjing, tikus, dan hewan liar lainnya. Sayangnya, hewan ketika hewan-hewan ini terinfeksi, mereka mungkin tidak menunjukkan gejala penyakit.

Sehingga penyakit ini dengan mudah menginfeksi manusia melalui kontak dengan urin hewan tersebut atau kontak dengan air yang sudah terinfeksi urin hewan tersebut.  

Untuk langkah pencegahan, selama musim hujan hindari berenang atau berendam di air yang mungkin terkontaminasi urin hewan, atau menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi tertular.

Pakaian atau alas kaki pelindung harus dikenakan oleh mereka yang terpapar air atau tanah yang terkontaminasi karena pekerjaan atau aktivitas rekreasional mereka.

Apa Gejala Leptospirosis?

Pada manusia, Leptospirosis dapat menimbulkan berbagai gejala, antara lain:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Panas dingin
  • Nyeri otot
  • Muntah
  • Penyakit kuning (kulit dan mata menguning)
  • mata merah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Ruam

Waktu antara paparan seseorang terhadap sumber yang terkontaminasi dan menjadi sakit adalah 2 hari hingga 4 minggu. Karena gejala yang umum, seringkali gejala Leptospirosis disalah artikan sebagai penyakit lain. Selain itu, beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Bahayanya lagi, Leptospirosis yang tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan ginjal, meningitis (radang selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang), gagal hati, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian.

Jadi, ketika kamu menemukan gejala-gejala di atas di diri kamu atau orang terdekatmu jangan takut untuk periksakan ke dokter, yah! Semoga membantu, Tuturpedians!***

Penulis: Anna Novita Rachim

Editor: Nurul Huda

Exit mobile version