Tuturpedia.com – Juru bicara PBB pada hari Jumat (20/1/2024) mengatakan jika ada penolakan akses bantuan oleh militer Israel yang menghalangi pengiriman kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Sebab itu, 7 dari 29 misi yang direncanakan selama dua minggu pertama bulan Januari dapat dilaksanakan sebagian saja.
Akibat adanya penolakan akses bantuan ini, menyebabkan ketersediaan air untuk minum dan keperluan rumah tangga di Gaza berkurang setiap harinya.
“Rekan-rekan kemanusiaan kami melaporkan bahwa pembatasan Israel terhadap impor peralatan penting, termasuk perangkat komunikasi, sangat membahayakan operasi bantuan yang aman dan efektif di mana pun di Gaza di wilayah utara, kami dan mitra kami berusaha meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan, namun penolakan akses oleh militer Israel menghalangi peningkatan tersebut,” ucap Stephane Dujarric kepada wartawan.
Hingga saat ini, serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sementara itu, 60% infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur.
Kurangnya bantuan kemanusiaan yang hadir di Gaza, menurut World Health Organization (WHO) melaporkan ada 152.000 kasus diare dan lebih dari setengahnya terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun.
Ketidakmampuan klorinasi air untuk membunuh bakteri memperburuk situasi yang sudah mengkhawatirkan ini.
Selain itu, kurangnya toilet dan layanan sanitasi telah memaksa masyarakat untuk buang air besar di tempat terbuka.
Sehingga hal ini meningkatkan kekhawatiran terhadap wabah penyakit di Gaza, Palestina.
Menurut Anadolu Ajansi pada Sabtu (20/1/2024), terganggunya kegiatan vaksinasi rutin dan kurangnya obat-obatan untuk mengobati penyakit menular meningkatkan risiko penyebaran penyakit di daerah tersebut.
Sementara itu, pada hari ini terdapat pertemuan antara diplomat senior Rusia dan perwakilan Hamas di Ibu Kota Moskow, Dujarric.
Pada pertemuan tersebut mengatakan PBB mendukung diskusi yang akan mengarah pada gencatan senjata kemanusiaan dan pembebasan sandera tanpa syarat.
“Kami tidak terlibat dalam diskusi ini, namun kami memahami bahwa ada diskusi diplomatik yang terjadi di berbagai tempat. Perlu ada diskusi antara pihak-pihak yang berkepentingan. Kami hanya berharap apapun diskusi yang dilakukan, akan membawa hasil positif bagi masyarakat Gaza dan bagi masyarakat Israel,” ungkap Dujarric, Sabtu (20/1/2024).***
Penulis: Anna Novita Rachim
Editor: Annisaa Rahmah