Tuturpedia.com – Jenazah Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang jadi korban penganiayaan maut oleh senior sudah tiba di RSUD Klungkung, Bali dan diterima keluarga.
Dikutip Tuturpedia.com, Senin (6/5/2024), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berjanji akan membenahi pola pembinaan di institusi pendidikan di bawah naungan mereka agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.
Hal ini disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang SDM dan Kehumasan, Adita Irawati yang mengatakan sudah membentuk tim investigasi internal.
Tim investigasi ini pun sudah mulai bekerja untuk mengevaluasi kasus kekerasan yang terjadi di STIP.
“Untuk memulai pembenahan ini, telah dibentuk tim investigasi internal yang juga sudah mulai bekerja, untuk mengevaluasi kasus kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta dan bagaimana kaitannya dengan pola pengasuhan yang ada, ujar Adita Irawati.
Selain itu, Adita juga menegaskan pihaknya akan memberlakukan sanksi tegas berupa pengeluaran tidak hormat jika ditemukan adanya taruna yang melakukan tindak kekerasan.
“Sanksi tegas juga akan diberlakukan yakni dikeluarkan dengan tidak hormat dari pendidikan, jika ditemukan adanya taruna yang melakukan tindakan kekerasan,” lanjutnya.
Selain kasus ini, dugaan penganiayaan dilakukan oleh senior terhadap junior di STIP Jakarta juga pernah terjadi pada 25 April 2014 hingga menyebabkan seorang taruna tingkat dua meninggal dunia.
Sementara itu, jenazah Putu Satria Ananta Rustika sudah diterbangkan ke RS Klungkung Bali untuk dititipkan di rumah sakit hingga menunggu upacara kremasi pada Sabtu, 11 Mei 2024 mendatang.
Paman Korban, I Nyoman Budiarta menyatakan jika motif penganiayaan tersebut merupakan masalah sepele yakni junior yang dilarang mengenakan baju olahraga.
“Ini kata pembinanya, memang di saat waktu itu jam 7, eh junior gak boleh pakai pakaian olahraga, naik ke atas harus pakaian dinas. Ketahuan sama seniornya diambil lima orang itu dimasukkin di kamar mandi, kamar mandi dikunci, dihajar keponakan saya, keponakan saya langsung jatuh pingsan, panik lah seniornya yang lima orang ini,” terang I Nyoman Budiarta.
Namun usai diperiksa di klinik, nadinya sudah tidak berdenyut dan dinyatakan meninggal dunia.***
Penulis: Niawati.
Editor: Annisaa Rahmah.