banner 728x250

Pengacara Ungkap Motif 4 Pelaku Penganiayaan Santri Ponpes Al Hanifiyah Kediri: Diomongin Tidak Manut

TUTURPEDIA - Pengacara Ungkap Motif 4 Pelaku Penganiayaan Santri Ponpes Al Hanifiyah Kediri: Diomongin Tidak Manut
Motif pelaku penganiayaan terhadap santri di Kediri. Foto: Pexels.com/cottonbro studio
banner 120x600

Tuturpedia.com – Polisi telah menangkap empat pelaku penganiayaan Bintang Balqis Maulana, santri yang meninggal di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyah Kediri.

Keempat pelaku ini merupakan senior dari korban. Mereka akhirnya mengungkapkan motif melakukan penganiayaan kepada kuasa hukumnya. 

Menurut kuasa hukum keempatnya, Rini Puspitasari, mengungkapkan bahwa mereka mengaku frustrasi lantaran Bintang sulit diajak komunikasi apalagi dalam hal ketaatan agama. 

Keempat pelaku penganiayaan yang terdiri dari MN, MA, AF, dan AK ini mengaku memukuli Bintang karena jengkel akibat korban sulit dinasihati apalagi jika soal kewajiban melakukan shalat berjamaah. 

Berdasarkan keterangan mereka, Rini menyampaikan jika keempat pelaku dan Bintang tinggal dalam satu kamar yang sama di pondok yang diasuh oleh Gus Fatihunnada atau biasa disapa Gus Fatih. 

Para pelaku ini mengaku awalnya masih dengan baik hati menasihati korban ketika mengetahui bahwa korban tidak melaksanakan ibadah wajib shalat 5 waktu.

Pelaku mengaku tak berniat memukul korban hingga meninggal dan apa yang mereka lakukan hanyalah emosi sesaat. 

“Ini berdasarkan keterangan anak-anak mengakui memukul dan tidak niat biar Bintang sampai gimana. Itu benar-benar emosi sesaat, karena Bintang diomongin tidak manut,” kata Rini Puspitasari pada Rabu (28/2).

Kemudian Rini menceritakan kronologi kejadian pemukulan yang dialami oleh korban. Korban ternyata baru saja sembuh dari sakit sehingga tidak sekolah dan hanya berdiam diri di kamar. 

AK dan AK kemudian menegur korban, tetapi ketika ditanya korban justru menjawab tidak nyambung. 

“Bintang itu baru sembuh dari sakit. Kemudian beberapa hari tidak sekolah dan tidak salat jemaah. Mereka ini kan satu kamar. Awalnya itu yang dapat info itu AK dan AF sepupunya. Kemudian menegur si Bintang. Ditanyai, kamu kenapa tidak salat? Bintang jawabnya itu tidak nyambung. Kejadian ini pada Rabu (21/2),” imbuh Rini.

Kemudian sehari kemudian, korban juga diketahui tidak melakukan shalat berjamaah. Geram dengan Bintang yang sulit untuk dinasehati, akhirnya mereka kembali menyuruh korban untuk shalat. Namun, korban justru berdalih ingin mandi dahulu. 

Puncaknya adalah ketika korban keluar kamar mandi dengan keadaan telanjang. Hal tersebut memicu emosi keempatnya.

Keempat pelaku merasa korban tengah menantang mereka. Kemudian, mereka akhirnya berujung memukuli korban. 

“Keluar dari kamar mandi Bintang itu telanjang. Kemudian oleh salah satu pelaku dirangkul dan dibawa ke kamar. Kemudian diomongi lagi dan Bintang jawabannya tidak nyambung. Iya-iya gitu tok, tapi tidak dilaksanakan. Terus sempat melotot, akhirnya dipukul lagi,” ucap Rini.

Malamnya, keempat pelaku mengobati korban yang sudah luka-luka usai dipukuli. Mereka awalnya berniat membawa korban ke rumah sakit, tetapi urung dilakukan. 

Sayangnya pada Jumat (22/2) dini hari, AF mendapati Bintang dengan kondisi tubuh pucat. Saat itu, pelaku membawa Bintang ke Rumah Sakit Arga Husada Ngadiluwih Kediri, tetapi sayang nyawanya sudah tak tertolong. 

“Pada Jumat (22/2) jam 03.00 WIB si AF (sepupu korban) dibangunin. Diomongin, kok Bintang tambah pucat. Lalu dibawa ke rumah sakit. Terus di rumah sakit ternyata kan meninggal,” ungkapnya.

Bintang yang nyawanya sudah tak tertolong itu dibawa kembali ke pondok. AF selaku pelaku sekaligus sepupu korban melaporkan kematian Bintang ke pengasuh PPTQ Al Hanafiyyah, Gus Fatih. 

“Kemudian, jenazahnya dibawa ke pondok, lalu dimandikan dan dikafani dibawa ke Banyuwangi hari Jumat setelah salat Jumatan. Hingga akhirnya seperti ini,” jelas Rini.

Rini selaku pengacara berusaha akan mendampingi pelaku dengan sebaik-baiknya sehingga mereka mendapatkan hak-hak anak yang bermasalah dengan hukum bisa terpenuhi. 

Sementara itu, menurut Bramastyo Priaji selaku Kapolres Kediri Kota, menyampaikan bahwa penganiayaan yang dilakukan pelaku terjadi secara berulang. 

“Motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. Jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang,” ungkap Bramastyo Priaji pada Senin (26/2).***

Penulis: Niawati

Editor: Nurul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

news-2812

yakinjp


sabung ayam online

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

judi bola online

slot thailand

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

ayowin

mahjong ways

judi bola online

mahjong ways 2

JUDI BOLA ONLINE

maujp

maujp

maujp

MAUJP

MAUJP

sabung ayam online

9000136

9000137

9000138

9000139

9000140

9000141

9000142

9000143

9000144

9000145

9000226

9000227

9000228

9000229

9000230

9000231

9000232

9000233

9000234

9000235

9000321

9000322

9000323

9000324

9000325

9000326

9000327

9000328

9000329

9000330

9000096

9000097

9000098

9000099

9000100

9000101

9000102

9000103

9000104

9000105

9000151

9000152

9000153

9000154

9000155

9000236

9000237

9000238

9000239

9000240

9000316

9000317

9000318

9000319

9000320

9000331

9000332

9000333

9000334

9000335

9000336

9000337

9000338

9000339

9000340

9000341

9000342

9000343

9000344

9000345

data kombinasi pg soft rahasia win rate awal bulan

mekanisme pola gacor malam hari game favorit

studi volatilitas pragmatic play jam sibuk

gates of olympus stabilitas perkalian petir

aktivitas pemain baru lonjakan kemenangan mahjong ways 2

9000041

9000042

9000043

9000044

9000045

9000046

9000047

9000048

9000049

9000050

9000156

9000157

9000158

9000159

9000160

9000161

9000162

9000163

9000164

9000165

9000166

9000167

9000168

9000169

9000170

9000241

9000242

9000243

9000244

9000245

9000246

9000247

9000248

9000249

9000250

9000251

9000252

9000253

9000254

9000255

9000346

9000347

9000348

9000349

9000350

9000351

9000352

9000353

9000354

9000355

9000356

9000357

9000358

9000359

9000360

9000181

9000182

9000183

9000184

9000185

9000186

9000187

9000188

9000189

9000190

9000191

9000192

9000193

9000194

9000195

9000256

9000257

9000258

9000259

9000260

9000261

9000262

9000263

9000264

9000265

9000266

9000267

9000268

9000269

9000270

9000361

9000362

9000363

9000364

9000365

9000366

9000367

9000368

9000369

9000370

9000371

9000372

9000373

9000374

9000375

9000201

9000202

9000203

9000204

9000205

9000206

9000207

9000208

9000209

9000210

9000271

9000272

9000273

9000274

9000275

9000276

9000277

9000278

9000279

9000280

9000281

9000282

9000283

9000284

9000285

9000376

9000377

9000378

9000379

9000380

9000381

9000382

9000383

9000384

9000385

9000386

9000387

9000388

9000389

9000390

9000211

9000212

9000213

9000214

9000215

9000216

9000217

9000218

9000219

9000220

9000221

9000222

9000223

9000224

9000225

9000286

9000287

9000288

9000289

9000290

9000291

9000292

9000293

9000294

9000295

9000296

9000297

9000298

9000299

9000300

9000391

9000392

9000393

9000394

9000395

9000396

9000397

9000398

9000399

9000400

9000401

9000402

9000403

9000404

9000405

9000406

9000407

9000408

9000409

9000410

9000411

9000412

9000413

9000414

9000415

9000416

9000417

9000418

9000419

9000420

9000421

9000422

9000423

9000424

9000425

9000426

9000427

9000428

9000429

9000430

9000431

9000432

9000433

9000434

9000435

9000436

9000437

9000438

9000439

9000440

news-2812