banner 728x250
News  

Pemprov Jateng Sabet Dua Penghargaan Bapanas Award, Buah Gencarkan Gerakan Pangan Murah 

Pemprov Jateng raih dua penghargaan Bapanas Award. Foto: Humas Pemprov Jateng
Pemprov Jateng raih dua penghargaan Bapanas Award. Foto: Humas Pemprov Jateng
banner 120x600
banner 468x60

Jakarta, Tuturpedia.com –  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) meraih dua penghargaan dalam ajang Badan Pangan Nasional (Bapanas) Award tahun 2024.

Penghargaan pertama, Pemprov Jateng dikukuhkan menjadi Penyelenggara Gerakan Pangan Murah (GPM) Tingkat Provinsi Terbaik II. Sedangkan penghargaan kedua, diberikan kepada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng untuk kategori Integrasi Data Pangan Inovatif pada aplikasi SISLOGDA (sislogda.jatengprov.go.id). 

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana pada acara Bapanas Award di The Sultan Hotel & Residence Jakarta pada Minggu, 28 Juli 2024 malam. 

Dalam gelaran tersebut, Provinsi Jawa Tengah juga memperoleh 1 unit mobil yang akan digunakan untuk kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan.

Lebih lanjut, Pemprov Jateng kemudian dapat bantuan berupa sarana prasarana penguatan logistik pangan untuk menyimpan bahan pangan yang mudah rusak.

Nana menyampaikan, penghargaan tersebut menjadi penyemangat bagi Pemprov Jateng dalam upaya mengelola pangan di wilayahnya, khususnya pangan untuk masyarakat.

“Sebagai upaya mensejahterakan masyarakat, kami akan melayani dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat di Jateng,” ucap Nana usai menerima penghargaan.

Dibeberkan Nana, program GPM dilakukan secara masif di 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Program itu diselenggarakan melalui sinergi dengan berbagai instansi.

Untuk diketahui, hingga Juli 2024 ini telah dilaksanakan sebanyak 808 kali dengan omzet Rp39,7 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikkan dibanding tahun 2023 lalu yang mencapai 553 kali dengan omzet Rp35,59 miliar.

“Kami akan terus mengelola supaya ketersediaan pangan di Jateng ini aman,” ucapnya.

Pemprov Jateng telah melakukan berbagai upaya guna stabilisasi pasokan dan harga pangan. Selain GPM, upaya lain yang dilakukan adalah secara rutin melakukan pemantauan pasokan dan harga pangan baik di tingkat produsen, pedagang, maupun konsumen. 

“Kami juga ada satgas pangan, ini yang selalu melakukan pengawasan terhadap naik turunnya harga pangan,” jelas Nana.

Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng, stok pangan di kabupaten/kota wilayahnya sebagian besar cukup dan bahkan cenderung surplus. Bahkan, proyeksi ketersediaan beras tahun 2024 mencapai 6.185 220 ton, padahal kebutuhannya mencapai 4.060.888 ton. Sehingga mengalami  surplus 2.124.331 ton.

Sebagai upaya untuk stabilisasi harga pangan, Pemprov Jateng berkerja sama dengan instansi lain seperti BUMN, BUMD, BUMP, Gapoktan/Poktan, Asosiasi, hingga Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), dan pelaku usaha lainnya. 

Selain itu, juga ada program fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) untuk membiayai pengiriman bahan pangan dari produsen ke konsumen, sehingga konsumen mendapatkan harga yang lebih terjangkau bila dibandingkan harga pasar. 

Pemprov Jateng juga memfasilitasi Kios Pangan Murah guna meningkatkan keterjangkauan pangan masyarakat. Program yang bekerja sama dengan kios masyarakat/kios pemerintah desa (BUMDes) ini lokasinya diprioritaskan pada desa miskin, desa rawan pangan, desa dampingan, dan daerah pantauan inflasi. Bahan pangan yang difasilitasi berupa beras dan telur.

Sampai dengan saat ini telah terfasilitasi 350 Kios Pangan Murah di 28 kabupaten/kota, dengan realisasi penyerapan beras 411.675 kg dan telur 70.430 kg.

Di lain sisi, Kepala Bapanas RI, Arief Prasetyo Hadi mengatakan, penghargaan yang diberikan tersebut merupakan bentuk apresiasi bagi daerah-daerah yang berhasil menjaga inflasi dan ketahanan pangan nasional, serta asosiasi yang aktif dalam bidang pangan. 

Arief juga menekankan, pentingnya kolaborasi yang solid antara seluruh stakeholder di bidang pangan.

“Dengan Bapanas Awards 2024, kita ingin dapat terkoneksi dengan seluruh stakeholder di bidang pangan,” kata Arief.***

Kontributor Kota Semarang: Rizal Akbar.

Editor: Annisaa Rahmah.